Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Murid Mbah Dukun

1 Juli 2021   20:44 Diperbarui: 1 Juli 2021   20:52 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
academyforwitches.co.uk

Aku baru saja hendak bangkit untuk mengamati efek obat yang kuberikan, ketika tangan kirinya meraih pergelangan tanganku. Aku menjerit, mencoba menarik tanganku saat matanya terbuka dan mulutnya meludahkan ramuan dengan kecepatan tinggi. Dengan tangannya yang lain, mbah Sarkun yang kini sadar sepenuhnya meraih tongkat galih asam di sampingnya dan mulai memukuli kepalaku yang botak dicukur habis sebagai syarat menjadi muridnya.

"TOLOL! GOBLOK! BEGO! BAWANG PUTIH ... BAWANG PUTIH DAN SUSU UNTUK EPILEPSI, IDIOT!" dia berteriak sambil memukulku.

Dengan punggung masih di lantai, tangan kirinya menarik pergelangan tanganku, memaksaku kembali berlutut di sisinya.

 

Cakung, 11 April 2020

Sumber ilustrasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun