Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gondola Pembersih Kaca Jendela

16 Juni 2021   20:32 Diperbarui: 16 Juni 2021   20:35 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ujang Brekele mendapat pemberitahuan saat jam makan siang. Mulai besok dia akan bergabung dengan jutaan orang Indonesia yang berdedikasi lainnya, sebagai pengangguran.

Dia dipecat. Bukan sekadar dirumahkan, tapi diberhentikan dengan hormat. Karirnya di Lima Bintang Media Corp. dihentikan sebelum masa kontrak habis. Dua tahun dihabiskannya menjadi penjilat dan yes man ternyata sia-sia belaka.

Bosnya, Nona Sri Pujiastuti, bahkan tidak berusaha menyampaikannya dengan sopan dan lemah lembut. Dia memanggil Ujang ke kantornya sebelum makan siang.

Ujang berjalan ke ruang Nona Sri Pujiastuti yang seperti kuil, berpikir bahwa pada akhirnya dia berhasil menembus dinding  beku yang merupakan kepribadian Nona Sri Pujiastuti.

"Tidak perlu duduk, Jang. Setelah makan siang kamu segera berkemas. Departemen kamu di Lima Bintang Media sedang dirampingkan. Kamu diberhentikan," katanya.

Senyum manis di wajah Nona Sri Pujiastuti akan menjadi pemandangan yang indah jika situasinya berbeda. Meski, sebenarnya itu membuatnya lebih mirip predator.

Pada saat itu, semua perasaan yang dimiliki Ujang untuk bosnya itu menguap, digantikan dengan kehampaan dingin tanpa jiwa yang membuat pelipisnya berdenyut.

Ujang merasa hampir pingsan. 

Dia benar-benar pingsan, hilang kesadaran selama sepersekian detik, menjatuhkan dirinya di kursi berlapis kulit yang dia tuju ketika masuk.

***

Dalam perjalanan keluar dari gedung, Ujang memperhatikan gondola dudukan pembersih jendela yang kosong. Sebagai salah satu kreator program, ide lahir dari kehebatan dan inspirasi, yang biasanya tidak begitu banyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun