Saat itulah sebuah ide menarik mengalahkan akal sehatnya karena harga diri yang tercabik-cabik.
Dari bagasi skuter antik miliknya yang diparkir di belakang gedung pencakar langit Lima Bintang Media Corp, Ujang mengambil jas hujan kuning dan topi merk perusahaan alat berat. Tergesa-gesa ke toilet pria, Ujang muncul kembali setelah berganti pakaian dan tersenyum miring.
Bergegas ke gondola pembersih kaca jendela, dia menaikkan dirinya ke jendela lantai lima ruang Nona Sri Pujiastuti.
Dia melihat Nona Sri Pujiastuti sedang duduk di belakang meja. Kakinya yang jenjang indah terentang ke samping saat meluruskan nilon hitamnya. Ketika dia duduk kembali, barulah Nona Sri Pujiastuti menyadari bahwa seseorang di gondola lift pembersih jendela sedang mengintip ke dalam ruangannya dengan tangan ditangkupkan di kedua sisi kepala.
Dan orang itu adalah Ujang Brekele.
Ujang membuka jas hujannya, menunjukkan kejantanannya agar dilihat oleh Sri Pujiastuti. Rupanya Ujang telah menulis pesan dengan spidol tahan air pada 'barang'-nya.
Nona Sri Pujiastuti mendekat ke jendela, sehingga bisa membaca kata-kata: "Sri Pujiastuti dan Lima Bintang Media Corp Go to Hell!"
***
Malam harinya, Ujang sedang menghabiskan mi instan dan mereguk soda langsung dari botol plastik satu liter ketika ponselnya berdering. Ujang mencampakkan ponselnya ke tempat tidur, dan tanpa sengaja menyalakannya.
Dia jatuh dari kursinya saat mendengar suara Nona Sri Pujiastuti berkata, "Ujang, saya harap kesalahpahaman di kantor tadi dapat diselesaikan malam ini. Alamat rumah saya ...."
Bandung, 16 Juni 2021