Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Ragam Bahasa (4)

12 Juni 2021   21:10 Diperbarui: 12 Juni 2021   21:15 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Portugis menyerang Melaka | www.sabrizain.org/malaya

Ragam Bahasa Menurut Sarana

Menurut sarananya, ragam bahasa dapat dibagi menurut ragam lisan atau ujaran dan ragam tulisan.  

Setiap kelompok masyarakat pasti mempunyai ragam bahasa lisan. Karena ragam tulisan munculnya kemudian, maka yang perlu ditelaah adalah bagaimana orang menuangkan lisannya ke dalam bentuk tulisan.

Sebagai lingua franca, bahasa Melayu untuk sebagian besar masyarakat adalah bahasa bersama berupa ragam lisan dengan penggunaan yang agak terbatas.

Apa perbedaan antara ragam lisan dan tulisan?

Pertama, yang berhubungan dengan suasana peristiwa. Jika menggunakan sarana tulisan, kita berpraduga bahwa orang diajak berbahasa tidak ada di hadapan kita.  Konsekuensinya, karena ujaran kita tidak dapat disertai dengan dengan gerakan isyarat dan penegasan dari pihak kita, maka bahasa kita perlu lebih jelas dan terang.

Itulah sebabnya kalimat dalam ragam tulisan perlu lebih cermat. Fungsi gramatikal, seperti subjek,predikat, objek dan hubungan antar fungsi masing-masing harus jelas dan nyata. Berbeda dengan ragam tulisan, karena penurut bahasa saling berhadapan, unsur-unsur itu terkadang dapat ditinggalkan.

Orang yang halus rasa bahasanya sadar bahwa, berlainan dengan kalimat dalam ujarannya, kalimat yang ditulisnya dibaca, dikaji dan dinilai dengan lebih mudah. Maka dia akan berhati-hati dan berusaha agar kalimatnya lengkap, lebih ringkas dan elok dibandingkan ujarannya. Bentuk akhir ragam tulisan tidak jarang merupakan hasil beberapa kali penyuntingan.

Kedua, beda ragam lisan dengan ragam tulisan berkaitan dengan upaya dalam ragam lisan, seperti tinggi rendah dan panjang pendek suara serta irama kalimat yang sulit dilambangkan dengan ejaan dan tata tulis yang berlaku.

Jadi, acapkali penulis perlu merumuskan kembali kalimatnya jika ingin menyampaikan ungkapan perasaan yang sama telitinya atau jangkauan makna yang sama lengkapnya dengan ragam lisan.

Misalnya, ucapan Dia tidak mencopet dompetmu, dengan intonasi pada kata tidak, makadalam tulisan mungkin akan menjadi Bukan dia yang mencopet dompetmu.

Perlu ditekankan di sini, bahwa ragam tulisan mempunyai kelebihan seperti tanda baca, huruf kapital, huruf miring, paragraf, tidak mempunyai padanan dalam bahasa lisan.

Tiap penutur bahasa dapat memanfaatkan ragam lisan dan tulisan sesuai kebutuhan. Meskipun demikian, tidak bisa kita mengharapkan orang yang pendidikannya kurang menguasai ragam tulisan yang sama dengan orang yang berpendidikan.

Ragam lisan dan tulisan juga mempunyai hambatan masing-masing. Ada bidang atau pokok persoalan yang lebih mudah dituangkan dalam ragam yang satu daripada yang lain.

Misalnya, bidang keilmuan atau laporan yang membutuhkan rumus atau bagan lebih mudah disusun dalam ragam tulisan. Sedangkan laporan pandangan mata seperti pertandingan sepak bola, lebih nudah dinikmati dalam ragam lisan.

BERSAMBUNG

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun