Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Untaian Nada Waktu-Waktu

7 Juni 2021   19:16 Diperbarui: 7 Juni 2021   20:27 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membingungkan pada awalnya, jauh lebih buruk daripada ketika implan koklea dihidupkan. Ketika itu, yang kualami hanyalah hiruk-pikuk suara, dan para dokter telah membuat ruangan itu senyap untuk memudahkan peralihanku.

Dengan para Makhluk Abadi, yang kurasakan adalah adalah hiruk-pikuk waktu, dan bahkan para Makhluk Abadi tidak dapat membungkamnya. Setiap kemungkinan masa depan alam semesta bergema di otakku, dan itu hampir membuatku gila.

Kaulah yang menyelamatkanku, sayangku, meski kita belum pernah bertemu. Mungkin kamu memberi sesuatu padaku sebagai pegangan. Sesuatu yang manusiawi, sesuatu yang sederhana, sesuatu yang nyata.

***

Dalam nada-nada masa depanku, kita bertemu hari ini dan besok dan tahun depan dan tidak pernah. Tidak mungkin untuk mengatakan dengan pasti, tetapi kini terdengar lebih dekat sekarang. Jadi aku menduga waktunya sudah dekat.

Aku bercanda dan kamu tertawa.

Ini penting, karena dalam untaian harmoni yang tidak terjadi, aku cenderung kehilanganmu. Kita berkencan selama berminggu-minggu dan berbulan-bulan dan bertahun-tahun dan tidak sama sekali. Untung saja aku mengetahui harmoni mana yang berakhir dengan baik, jadi aku akan membawamu safari ke Kilimanjaro yang kamu sukai, dan menghindari perjalanan ke Prancis yang berakhir dengan bencana.

Aku meminangmu dan kamu mengucapkan 'Tentu!' dan kita tidak pernah berbicara tentang pesta pernikahan. Kita mengadakan upacara yang sederhana namun sakral di masjid kampung dan di pantai dan di gedung pengadilan. Semua teman kita datang untuk merayakannya bersama kita, atau kita menikah diam-diam dan merayakannya berdua saja.

Kita berbulan madu ke Mongolia, Spanyol, dan Alaska, dan terkadang tidak sama sekali karena kita tidak mampu membayar perjalanan itu. Kita membeli rumah dan tinggal bersama orang tuamu dan menyewa apartemen satu kamar di lantai dua puluh satu di sebuah pencakar langit.

Terkadang kita memiliki anak dan kadang tidak. Ada atau tidak ada anak, buatku tak masalah, Cinta. Namun, ada hal-hal yang tidak dapat kukendalikan, bahkan dengan semua pengetahuan yang kupunya. Kita memiliki dua anak perempuan dan satu anak laki-laki dan tidak ada anak meskipun kita sudah berusaha. Kita kehilangan anak-anak sebelum mereka lahir karena gen-ku yang tidak dapat kucegah dan sebagai prajurit dalam perang.

Ada untaian dalam nada-nada di mana kamu membenciku karena gagal menghentikan hal-hal itu. Ada untaian di mana aku membenci diriku sendiri. Tetapi ada untaian lain dengan begitu banyak kegembiraan dan kebahagiaan. YaBuatku, semuanya baik-baik saja. Kebahagiaan  itu sebanding dengan risikonya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun