Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Ragam Bahasa (2)

22 Mei 2021   20:36 Diperbarui: 22 Mei 2021   20:52 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Portugis menyerang Melaka |http://www.sabrizain.org/malaya/port.htm

Ragam bahasa menurut pendidikan formal. Kita bisa menemukan silang dialek yang menunjukkan perbedaan antara kaum yang berpendidikan formal dan yang tidak.

Tata bunyi kelompok kedua berbeda dengan fonologi kaum terpelajar. Bunyi /f/ atau /v/ dan gugus konsonan akhir /ks/  seringkali tidak terdapat dalam ujaran orang yang hampir atau tidak bersekolah.

Kata film, fitnah, verboden, tripleks, kompleks yang dikenal dalam ragam berbahasa orang berpendidikan menjadi pelem, pitenah, perboden, triplek, komplek pada mereka yang kurang beruntung mendapatkan pendidikan formal.

Perbedaan ragam bahasa juga tampak dalam tata bahasa. Aku mau antar bibiku ke pasar maksudnya sudah jelas. Namun, tuntutan pemeliharaan bahasa di kalangan terpelajar, akan mengucapkan menjadi saya hendak mengantar bibi saya ke pasar.  

Rangkaian kata Indonesia dapat disusun menjadi kalimat Indonesia, tapi tidak setiap kalimat Indonesia termasuk dalam bahasa terpelihara. Seumpama Bedu yang berjas dasi dan Bedu yang bersinglet dan celana pendek, adalah tetap Bedu. 

Hanya saja, jika ingin dihormati saat menghadiri acara-acara resmi, pastilah Bedu yang berjas dasi, bersih dan rapi, tentu lebih dihormati dan diperlakukan lebih baik.

Itulah sebabnya, bahasa orang yang sekolah-yang dikaitkan dengan tingkat pendidikan-mempunyai ciri bahasa pemeliharaan. Lembaga pemerintah, perwakilan rakyat, media, lingkungan profesi ilmiah, mimbar agama, pendek kata yang ingin berbahasa dengan khalayak ramai akan menggunakan ragam bahasa pendidikan.

Ragam bahasa menurut sikap penutur yang disebut juga langgam atau gaya, adalah corak bahasa Indonesia yang pada dasarnya terdapat pada setiap pemakai bahasa. 

Penggunaannya tergantung kepada sikap penutur terhadap orang yang diajak berbicara atau pembacanya. Sikap ini ditentukan oleh, antara lain: umur, kedudukan, pokok persoalan yang hendak disampaikan, dan tujuan penyampaian.

Ragam bahasa sikap penutur berhubungan dengan pemilihan bahasa tertentu yang menggambarkan sikap seperti: kaku, resmi, beradab, dingin, hangat, akrab, acuh tak acuh, tegas, atau santai. 

Perbedaan ragam bahas sikap penutur tergambar dari kosa kata dan tata bahasa. Setiap dari kita mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda saat berbicara dengan atasan, memarahi seseorang, menulis surat cinta untuk kekasih, membujuk anak. Namun, tetap saja inti sari bersama dalam gaya atau langgam bahasa itu tetap dapat dikenali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun