Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sang Pemenang

10 Mei 2021   11:32 Diperbarui: 10 Mei 2021   12:37 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com/GinoFeruciBraga

Aku pernah memberi tahu orang-orang itu tentang seorang gadis Ukraina yang mengaku sebagai cucu Florian Herman. Dia bertanya, Siapa Florian? Dan aku menatapnya seolah-olah dia pendatang dari planet lain. Kuakui bahwa aku orangnya tidak sabaran. Itulah mengapa aku lebih memilih untuk melempar koran koran ke beranda rumah pelanggan saat fajar menyingsing daripada bekerja di kantor.

Ibuku mengeluh tentang bagaimana seharusnya aku bisa berbuat lebih banyak.

Kami mengirim kau ke Jakarta untuk kuliah hukum dan menjadi notaris, katanya, dan masih membayar cicilan kredit pinjaman untuk biaya kuliah kau. Mengapa kau tidak bekerja seperti teman-temanmu, hah?

Kujawab, Ekonomi sedang buruk, tidak ada pekerjaan, tidak ada yang menerima karyawan sekarang. Aku menghasilkan cukup uang untuk bertahan hidup.

***

Aku bangun jam lima dan membuat secangkir kopi dan mi goreng instan sambil menikmati keheningan. Aku suka kesibukan Jakarta, tetapi lebih suka dengan sepuluh menit saat keluar dengan sandal jepit dan celana pendek, mengendara sepeda motor Honda C70-ku dan menemukan jiwa-jiwa yang mengantuk di jalanan, serta angin dingin mengantarkan semerbak kembang taman yang membelai memanjakan lubang hidung. Kota tidak semuanya serupa, kamu harus menemukan kota yang menjadi jodohmu. Kamu tidak bisa hanya melihat gedung pencakar langit dan berpikir semuanya sama.

Saat aku mengendarai sepeda motor dengan headset menyusup ke liang telinga mendengarkan radio, lagu pertama yang muncul adalah cover song John Denver "Leaving on the Jet Plane", dan kuiz bagi penelepon untuk menyebutkan nama artis. Aku berjanji dengan diriku sendiri saat menghubungi stasiun radio bahwa jika aku menang, itu menjadi pertanda untuk---

Puti di sini, dengan siapa? Tunggu, Anda akan dihubungkan dengan petugas yang menjawab telepon. Aku memenangkan kontes, CD---compact disc atau celana dalam---dan kucampakkan semua koran kecuali satu di emperan dan melaju ke jalan raya.

Hokben masih tutup, kataku pada Wak Tisna yang sudah bangun dan duduk dengan secangkir kopi di kamar. Tapi aku akan membawakan Wak koran.

Siapa dia? tanya Wak Tisna, menunjuk pada foto di tajuk utama.

Wak mau dengan lagu Rolling Stones kesukaan Wak? Aku mengalihkan topik pembicaraan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun