Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kewajiban Seorang Dokter

6 Mei 2021   00:39 Diperbarui: 6 Mei 2021   00:45 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: catersnews.com

Dia setuju untuk menghabiskan sisa hidupnya di darat, setelah melalui negosiasi yang alot dan berbelit-belit. Para manusia darat yang menentukan hidupnya merasa dia cukup berharga, sehingga mencoba membuatnya bahagia dengan memenuhi permintaannya untuk cuti di perairan pantai sebulan dalam setahun. Tentu saja dengan pelacak tertanam di lengannya.

Setelah sebulan, dia harus kembali ke darat, melakukan penelitian medis dan melayani manusia darat tanpa ada kemungkinan pensiun.

Mereka berjanji untuk meningkatkan standar barak penampungan manusia laut. Mereka bahkan setuju untuk memberinya gaji. Dia akan menjadi orang pertama dari jenisnya yang benar-benar mendapatkan penghasilan.

Ariel merasakan arus pasang yang lambat membelai kulitnya saat dia berbaring, enam puluh meter di bawah permukaan. Dia memimpikan kaumnya bebas berkeliaran di pesisir pantai di mana saja. 

Dia memimpikan hidup tanpa perbudakan. 

Dia memimpikan hamparan ganggang seluas dasar samudra.

Gaya hidup pemukiman padat para manusia darat menjamin virus yang diciptakannya akan bertahan dan menyebar dengan cepat. 

Dia tahu virus yang menular lewat udara ganas dan mematikan, lebih mematikan dari penyakit apa pun yang pernah ada sebelumnya.

Pandemi akan sangat menghancurkan.

Butuh insang untuk bertahan hidup.

Bandung, 6 Mei 2021

Sumber ilustrasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun