Bocah ini sudah keterlaluan kurang ajarnya. Manan ingin percakapan itu segera berakhir. "Tidak, saya belum pernah diwawancarai oleh siapa pun."
Mahiwal membuka kotak makanan dan mengeluarkan sepotong pizza tuna yang sudah dingin. "Profesor mau?"
Perut Manan bergejolak membayangkan memakan ikan yang hangat-hangat kuku. "Tidak, terima kasih."
"Eh, bukankah Anda seharusnya menghadiri simposium di Huazhong?"
Manan menyeringai. Lega Mahiwal mengira dia telah terbang lintas negara ke China. Dia telah bersusah payah untuk tidak terlihat kemarin.Â
"Saya akan pergi kemarin."
Mahiwal menyibak poni yang menutupi dahinya. "Hah?"
"Dasar seleb fisika terkutuk." Tangan Manan gemetar saat dia mengeluarkan pistol yang dibelinya dari pasar gelap. Dia yakin itu pistol curian. Tidak ada yang bisa melacak benda itu padanya.
Mahiwal menjatuhkan potongan pizzanya. "Kenapa, Prof?"
"Diam, bajingan sombong!" Manan mengambil Scientific American dan menunjukkannya ke Mahiwal. "Kamu pikir saya marah karena kamu menghina saya dengan ini, bukan?"Â
'Anda' telah hilang berganti 'kamu'. Kemarahan membuatnya lupa sopan santun.