Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sandal Jepit Syahrani

22 Maret 2021   18:04 Diperbarui: 26 Maret 2021   16:22 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Sandal jepit sosialita / sumber: pinterest.com/Magda Santos Vidal

"Apakah Anda yakin yang hilang hanya itu?" AKBP Diding menatap mata wanita cantik yang berkaca-kaca itu dengan penuh rasa ingin tahu. 

Menakjubkan, meski menurut pengakuannya sendiri belum sempat mandi dan baru saja menangis karena dukacita yang mendalam, riasan wajahnya sama sekali tak mengalami pelunturan.

Atau baru menelepon setelah berdandan?

"Iya, mas. Hanya itu yang diambil, hiks ...." jawab sang sosialita sambil menyeka airmata yang tak ada.

***

Hari minggu siang tanggung bulan.

AKBP Diding sedang menyusun laporan bulanan di ruangannya. Kapolsek Kebon Kecubung yang masih jomlo karena kesibukan merawat emaknya, mengejar karir, dan merangkap ketua RT di kompleks sehingga tak sempat mengenal wanita itu menguap lebar tanpa menutup mulut. 

Tadi malam dia berpatroli keliling RT. Sudah beberapa kali warga kemalingan sandal yang diparkir di teras depan.

"Di rumah saya sudah tiga kali, kang," lapor Ceu Entin yang datang ke rumahnya Sabtu pagi melek, tanpa alas kaki. "Padahal cicilannya masih tiga kali lagi."

Heran, pikirnya. Maling kok cuma sandal? Di kompleks yang ada polisinya. Polisi yang berpangkat AKBP, kapolsek pula! 

Sekali lagi mulutnya menganga lebar. Dia memutuskan untuk memesan kopi dari warung di depan kantor. Polsek sepi karena long weekend. Yang lain mengatur lalu lintas di sekitar mall yang ramai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun