Saya adalah kerangka manusia yang duduk di kursi empuk sineplek yang pernah ditinggal penonton berbulan-bulan karena dunia dilanda pandemi.
Layar lebar di dinding kusam berlumut. Udara dalam ruang berkilau hijau keperakan kerena efek florescent yang diproduksi spora, berterbangan mencari lahan lembap.
Semasa hidup, saya adalah seorang penakut. Seharusnya saya takut dengan kerangka saya sendiri. Daging telah dilucuti dari tulang. Nyawa telah lepas dari raga. Tapi, tidak. Saya tidak takut.
Penonton datang mengisi kursi kosong.
Saya menunggu film dimulai.
Lampu berkedip, cahayaputih pucat menyorot dari bilik proyektor. Orang asing memanggil nama saya. Mulan? Belle? Sumirah? Seorang perempuan dengan suara yang dalam dari alam kubur.
Tapi, mengapa filmnya begitu cepat selesai?
Cakung, 14 November 2020