Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Film

14 November 2020   15:08 Diperbarui: 14 November 2020   15:12 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: dailymail.co.uk

Saya adalah kerangka manusia yang duduk di kursi empuk sineplek yang pernah ditinggal penonton berbulan-bulan karena dunia dilanda pandemi.

Layar lebar di dinding kusam berlumut. Udara dalam ruang berkilau hijau keperakan kerena efek florescent yang diproduksi spora, berterbangan mencari lahan lembap.

Semasa hidup, saya adalah seorang penakut. Seharusnya saya takut dengan kerangka saya sendiri. Daging telah dilucuti dari tulang. Nyawa telah lepas dari raga. Tapi, tidak. Saya tidak takut.

Penonton datang mengisi kursi kosong.

Saya menunggu film dimulai.

Lampu berkedip, cahayaputih pucat menyorot dari bilik proyektor. Orang asing memanggil nama saya. Mulan? Belle? Sumirah? Seorang perempuan dengan suara yang dalam dari alam kubur.

Tapi, mengapa filmnya begitu cepat selesai?

Cakung, 14 November 2020

Sumber ilustrasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun