Setelah itu, buru-buru dia bergegas terbang kembali ke kota Rajawali Baru.
Burung-burung gagak sangat sibuk sepanjang malam itu, dan menjelang subuh, mereka telah mengumpulkan ranting kayu dan api, menunggu di balik bukit dekat kampung halaman mereka yang dikuasai musuh.
Pagi hari, semua burung rajawali pergi ke kuil. Tidak ada satu ekorpun yang tersisa di rumah selain Kungu'ru tua.
Ketika tetangganya mendatangi rumahnya, mereka menemukan Kungu'ru sedang berbaring.
"Hayo bangun!" kata tetangga, "apakah kamu tidak ikut ke kuil?"
"Oh," katanya lirih, "sebetulnya aku ingin ikut, tapi perutku sakit sekali sehingga aku tidak bisa bergerak!"Â
Kungu'ru memegang perutnya sambil mengerang hebat.
"Ah, kasihan!" kata tetangganya. "Kamu beristirahat saja biar cepat sembuh." Lalu mereka meninggalkannya sendirian.
Segera setelah semua pergi, dia terbang dengan cepat ke balik bukit dan memberi komando, "Pasukan, serang dan bakar kuil Dewa Rajawali!"
Para prajurit gagak merayap dengan cepat dan senyap, dan sementara sebagian menumpuk kayu di pintu kuil, yang lain mulai membakarnya.
Api menyambar ranting-ranting kayu dengan ganas. Sebelum para rajawali  menyadari, kuil dipenuhi kabut asap. Lidah api menembus celah-celah dinding sehingga mereka mencoba menyelamatkan diri melalui jendela kuil. Namun sebagian besar dari mereka terlanjur mati lemas, atau gagal terbang karena sayapnya cedera, dan dengan demikian terbakar sampai mati.Â