Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Legenda Burung Gagak dan Rajawali, Suatu Hari

19 Juni 2020   22:08 Diperbarui: 19 Juni 2020   22:10 799
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: theblankcardcompany.co.uk

Singkat cerita (singkat cerita kedua), baru saja Kungu'ru berbaring di jalan protokol Kota Rajawali Baru, patroli burung Rajawali yang lewat melihatnya dan bertanya (tak lupa menonjok dan menendang ekornya), "Apa yang kamu lakukan di kota kami, Gagak?"

Sambil mengaduh dia menjawab, "Teman-temanku telah memukuli dan mengusirku karena aku menyarankan untuk menyerah kepada Mua'iwai, Kaisar Rajawali."

Mendengar ini, komandan pasukan keamanan Rajawali membawanya ke hadapan Kaisar, kepada siapa mereka berkata, "Kami menemukan gagak ini terbaring di jalan, dan dia mengaitkan keberadaannya yang bukan disengaja di kota kita dengan suatu keadaan yang sangat unik sehingga kami berpikir Baginda Kaisar yang Mulia harus mendengar langsung dari paruhnya."

Kungu'ru diminta untuk mengulangi pernyataannya, yang dia lakukan karena sayapnya dipelintir sedikit. Tak lupa dia menambahkan bahwa, meskipun dipaksa, dia tetap berpegang pada pendapatnya bahwa Mua'iwai adalah Kaisar yang sah sesuai Resolusi Persatuan Masyarakat Burung Antarrimba tentang Pampasan Perang.

Tentu saja Mua'iwai terkesan. Buktinya dia berkata, "Kamu lebih masuk akal daripada semua seluruh bangsa gagak disatukan. Saya kira kamu bisa tinggal di sini dan tinggal bersama kami."

Maka Kungu'ru mencium sayap Mua'iwai untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya, memutuskan untuk 'menghabiskan sisa hidupnya bersama burung rajawali'.

Suatu hari (suatu hari yang ketiga), rajawali tetangganya mengajak Kungu'ru ke Kuil Dewa Rajawali, dan ketika kembali ke rumah,  dia ditanya, "Agama siapa yang terbaik, Rajawali atau Gagak?"

Kungu'ru tua bangka yang licik menjawab dengan berapi-api, "Sudah pasti agama Rajawali!"

Jawaban itu menyenangkan rajawali manapun, dan Kungu'ru dipandang sebagai burung yang memiliki kecerdasan dan ketajaman pemikiran yang luar biasa.

Hampir satu minggu telah berlalu. Sultan Gagak incognito itu menyelinap di malam hari, terbang ke Kota Gagak Baru. Dia mengundang gagak-gagak pejabat berkumpul di rumahnya.

"Besok," katanya, "adalah hari besar agama Rajawali. Pagi hari, mereka semua akan berkumpul di kuil untuk merayakannya. Sekarang pergilah kalian mengumpulkan ranting-ranting kayu dan api. Tunggu di balik bukit di selatan kota Gagak Lama sampai aku memanggil kalian, kemudian secepatnya bakar kuil burung-burung sesat itu!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun