Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Mencari Putri

15 Juni 2020   13:03 Diperbarui: 15 Juni 2020   13:16 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kamu menemukan bros berbentuk kerangka putri duyung di kursi tempat dia duduk tadi.

Kamu ingin menyerahkannya pada salah seorang Polsuska, tetapi dia terlalu sibuk mondar-mandir memperingati penumpang untuk menjaga jarak.

Kata 'Putri' digravir pada bagian belakang bros nyaris tak terbaca, dan kamu ingat dia mengatakan 'Gunung Putri' ketika seorang ibu yang kepo menanyakan tempat tinggalnya.

Kamu memutuskan untuk menemukan Putri untuk mengembalikan bros tersebut. Kebetulan hari ini kamu tak terlalu sibuk.

Kamu menanyakan arah pada orang-orang.

"Gunung Putri? Maaf, saya orang baru."

"Gunung Putri? Hmmm ... dari sini, eh ... saya enggak tahu."

"Maaf, saya buru-buru."

"Naik saja KRL, Gunung Putri setelah Citayam," kata seorang lelaki keriput yang usianya mungkin lebih tua dari Balaikota.

Kamu kembali ke stasiun Manggarai dan naik kereta yang menuju Bogor. Kamu sampai di Bogor tanpa melewati Gunung Putri. Mungkin kamu tertidur. Atau mungkin saat mampir sepersekian detik di Stasiun Gunung Putri, pengeras suara internal sedang ngadat?

Kamu melihat kereta lain menuju Jakarta Kota. Kamu bergegas turun dan melemparkan badanmu ke atas kereta tersebut tepat sebelum pintu menutup. Terengah-engah, kamu berdiri di dekat pintu mengintip ke luar, takut Gunung Putri terlewat lagi. Namun tetap saja, kereta berhenti di stasiun Citayam tanpa ada tanda-tanda keberadaan stasiun yang kamu tuju sebelumnya. Apakah kamu sekejap tertidur saat berdiri?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun