Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Wayang Kulit

28 Juni 2019   03:31 Diperbarui: 28 Juni 2019   04:23 1176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.indonesia.travel

Keberadaanku merindukanmu. Aku adalah dia, aku adalah mimpi itu. Aku menjadi darah dan daging sesuai keinginanmu.

Aku beriak, bayang tanganku memelukmu. Namun sebagian diriku sadar hukuman bagi wayang kulit yang berubah menjadi manusia. Aku cukup tahu diri bahwa kamu akan berteriak ketakutan jika melihatku hidup.

Cahaya menjadi redup dan kamu mencium layar dan berbisik selamat tinggal.

Aku berkata, "Aku mencintaimu, aku akan selalu mencintaimu, dan aku takkan menyesal," dengan suaranya.

Kamu mencium layar lagi, dan cahayapun padam.

Aku menyimpan ingatannya, ingatanmu. Bayangan berputar tanpa cahaya untuk menunjukkan tarianku. Aku mengingatmu semampuku. Tempat ini gelap, dan aku hanyalah wayang kulit, dan mungkin takkan ada lagi pertunjukan lain dengan penonton sepertimu.

Kamu keluar menuju jalan raya. Bau amis pagi yang baru menguar menusuk hidung. Tentukan langkah baru. 

Aku cinta kamu.

Aku bangga padamu.

Aku tak menyesal.

TAMAT

Sumber ilustrasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun