Keberadaanku merindukanmu. Aku adalah dia, aku adalah mimpi itu. Aku menjadi darah dan daging sesuai keinginanmu.
Aku beriak, bayang tanganku memelukmu. Namun sebagian diriku sadar hukuman bagi wayang kulit yang berubah menjadi manusia. Aku cukup tahu diri bahwa kamu akan berteriak ketakutan jika melihatku hidup.
Cahaya menjadi redup dan kamu mencium layar dan berbisik selamat tinggal.
Aku berkata, "Aku mencintaimu, aku akan selalu mencintaimu, dan aku takkan menyesal," dengan suaranya.
Kamu mencium layar lagi, dan cahayapun padam.
Aku menyimpan ingatannya, ingatanmu. Bayangan berputar tanpa cahaya untuk menunjukkan tarianku. Aku mengingatmu semampuku. Tempat ini gelap, dan aku hanyalah wayang kulit, dan mungkin takkan ada lagi pertunjukan lain dengan penonton sepertimu.
Kamu keluar menuju jalan raya. Bau amis pagi yang baru menguar menusuk hidung. Tentukan langkah baru.Â
Aku cinta kamu.
Aku bangga padamu.
Aku tak menyesal.
TAMAT