Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kecanduan Chai Tea

13 Juni 2019   01:59 Diperbarui: 13 Juni 2019   14:42 1293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pacarku bukan hanya tergila-gila dengan chai tea, tetapi dia juga keranjingan memberi tahu semua orang betapa tergila-gilanya dia dengan minuman itu.

Dia selalu bercerita ke semua orang bagaimana dia biasanya selalu minum kopi setiap saat, tetapi sejak mengenal chai tea, dia tak pernah lagi minum minuman lain.

Masalahnya tidak sesederhana itu. Tidak.

Ternyata, chai tea telah mengubah dirinya. Dan kalau kamu tidak tahu varian rasa chai tea, maka dia takkan diam tutup mulut sebelum menjelaskan dengan rinci perbedaan di antara cokelat caramel chai tea, cokelat red bean chai tea, matcha red bean chai tea, taro manggo pudding chai tea, green tea chai tea, taro chai tea, oreo chai tea, dan masih banyak lagi.

Seleranya mencakup segala rasa, mulai dari kelas kaki lima misalnya mint dan lemon hingga yang lebih berkelas seperti mango, lychee dan caramel. Dan sebelum aku sempat mencicipi semuanya, sudah ada lagi cinnamon apple chai tea, strawberry cupcake chai tea dan gingerbread chai tea. Setiap ke hypermarket, dia  akan membeli berkotak-kotak chai tea aneka rasa.

 Meja di kamar indekosnya tenggelam dengan mug dan gelas plastik berbagai waralaba chai tea dari berbagai kota.

Seolah-olah di dunia nyata masih kurang, pacarku mulai melancarkan perang ke dunia digital. Dia menjadi pejuang tagar #chaitealover dan #chaiteaaddiction di Instagram, Twitter, Facebook dan grup-grup WhatsApp. Pokoknya  di manapun dia bisa menunjukkan kecintaannya terhadap jenis minuman tersebut.  

Puncaknya, ketika kami menonton TV di ruang tamu indekosnya. 

Dia menuang segelas chai tea hangat hasil racikannya sendiri: Tiramisu Chai Tea. Aku akui bahwa minuman tersebut baunya harum menggoda. Dia duduk di sampingku, menyesap tiramisu chai tea-nya, dan berkata:

"Aaah ... Kamu tahu enggak, Say? Dulu aku suka sekali tiramisu. Tapi sekarang, aku lebih suka minum ini daripada makan tiramisu."

Spontan aku memutar badanku, mematikan televisi tanpa mempedulikan adegan seru yang berlangsung.

"Kamu barusan ngomong apa?"

Aku tahu tiramisu chai tea baunya sedap, tetapi di luar akal manusia waras manapun bahwa dia lebih suka minum teh aroma kue daripada makan kue orisinil.

Dia tersenyum dan mengambil remote control dari tanganku, menghidupkan kembali televisi dan kami menonton film tanpa bicara sepatah kata pun lagi.

Jika kamu menjadi pengikut Instagramnya, maka kamu akan melihat mantan pacarku masih mengunggah foto-foto chai tea, meskipun dia tidak menyebutnya lagi sebagai kecanduan. Keterangan foto-fotonya diberi tagar #girlpower dan memberi tahu dunia bahwa dia adalah gadis yang berbeda kini.

Teringat masa lalu, aku berkata dalam hati: ya, kamu memang beda dengan yang aku kenal dulu.***

TAMAT

Sumber ilustrasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun