Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Semesta dalam Genggaman

12 Juni 2019   16:00 Diperbarui: 12 Juni 2019   16:32 1447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembaca,

Begitu mendengar kata 'sains', banyak yang tiba-tiba langsung koma.

Menyedihkan, sebetulnya. Saya telah mencoba menggantikannya dengan kata lain. Favorit saya adalah 'kebenaran lebih aneh dari fiksi'.  Terbukti orang-orang lebih percaya dengan cerpen-cerpen saya.

Anda ingin saya menjelaskannya lebih detail lagi?

Angkat tangan dan kepalkan tinju Anda. Sudah? 

Saat ini, pada detik ini, Anda menggenggam seluruh Alam Semesta di tangan Anda. Bahkan, lebih menakjubkan jika dipikirkan bahwa Anda mungkin juga sedang memegang miliaran bahkan triliunan Alam Semesta lainnya di kepalan telapak tangan Anda.

Mengapa begitu? Karena demikian adanya menurut 'Teori Dawai Semesta'.

Pakar-pakar yang mencetuskan teori tersebut adalah fisikawan yang telah disedot ke dunia yang aneh, dunia yang begitu kecil, sedemikian kecilnya sehingga atom menjadi seukuran Matahari (atau lebih). Mereka berpikir, Alam Semesta yang kita lihat adalah manifestasi dari sejumlah dawai yang menyerupai energi. Dawai-dawai ini bergetar seperti senar guzheng (yangkim) yang dipetik Zhou Jian Nan mantan anggota 12 Girls Band, yang pada akhirnya membentuk segalanya: mulai dari biji kersen hingga pesinden dan presiden.

Untuk melakukan hal ini, dawai-dawai kecil ini harus saling melengkapi dimensi lain, melampaui 4 dimensi normal yang kita ketahui (yaitu titik garis, bidang, ruang dan - sudah pasti - waktu). Dimensi 'ekstra' ini berukuran luar biasa kecil, sekitar sepertriliun-triliun sentimeter. Untuk menjelajah Alam Semesta di salah satu dimensi ini tidak butuh waktu lama, tetapi mungkin Anda harus mengubah ukuran tubuh Anda terlebih dulu, dan memakai sepatu sandal dengan ukuran yang sesuai.

Jika satu atau lebih dari dimensi super kecil ini - ada tujuh dimensi ruang di atas tiga yang kita kenal dan cintai ini (dan karena itu aku percaya pada ayat kitab suci yang menukilkan 'langit ke tujuh')- saling terhubung ke beberapa alam semesta lain, atau bahkan beberapa triliun triliun alam semesta sejajar lainnya - yang diusulkan oleh penganut teori dawai semesta - maka tatap jemari Anda yang masih menggenggam erat itu.

Bayangkan ruang-ruang ekstra kecil terperangkap di antara celah-celah atom-atom tangan Anda, maka di sanalah Anda berada, memegang seluruh Alam Semesta dengan cengkraman kematian. (Sekadar untuk diketahui, penghuni Tau Ceti  5 yang hijau dan tenteram sangat sensitif terhadap perubahan tekanan).

Kesimpulannya adalah: pada dasarnya, seluruh alam semesta kita dan juga alam semesta lain disatukan oleh dawai/senar/tali. Akui saja. Sebenarnya Anda sudah mengira sejak dulu, kan?***

Catatan:

- Saya menggunakan istilah yang berlaku umum untuk satu miliar (seribu juta, satu dengan sembilan nol) dan satu triliun (sejuta juta, satu dengan dengan dua belas nol). Mungkin ada orang-orang yang menyebut triliun dengan sembilan digit, tapi saya adalah seorang anak yang mendengar nasihat orang tua: Jangan kencing sembarangan kalau tidak mau kesambet jin.

- Para pakar teori dawai semesta - baik yang masih hidup maupun sudah berada di alam semesta lain - akan menyadari bahwa saya telah menyederhanakan ide-ide mereka yang bikin sakit kepala orang awam. Saya tidak akan minta maaf untuk itu. Sorry, Stephen!

Sumber ilustrasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun