5. Gunakan muslihat secara tak langsung
. Seringkali, orang tidak mengungkapkan apa yang ada di pikiran mereka secara terang-terangan. Mereka lebih suka mengungkapkannya secara tersirat. Jika Kamandanu tertarik pada Meilani, mungkin tidak dia takkan pernah berkata, "Aku menyukaimu. " Sebaliknya, dia menjadi bertingkah untuk menarik perhatian gadis itu, atau menyinggung pembicaraan tentang jodoh dan pernikahan. Dialog terbaik seringkali bertingkat, apa yang dikatakan tokoh dan apa yang dimaksudkan sebenarnya.
6. Gunakan jeda.
Keheningan dalam percakapan sama ekspresifnya seperti kalimat yang diucapkan dengan suara keras. Selama jeda, Anda bisa menggambarkan gerak tubuh yang mereka lakukan (misalnya: menggaruk kepala, menyesap kopinya, meremas-remas jari), atau tentang suasana di sekitar mereka.
7. Buang basa-basi.
Percakapan dalam dunia nyata mengandung banyak omong kosong, awal yang canggung, pengulangan yang membiosankan. Jika Anda memasukkan semua ini dalam dialog tertulis Anda, pembaca bisa tertidur. Cantumkan basa-basi secukupnya untuk memberi rasa kehidupan nyata dan buang sisanya.
8. Jangan terpaku pada tanda dialog yang mengganggu.
Tanda dialog ekspresif seperti 'rengeknya', 'perintahnya', 'dia memaksa' akan pembaca tertarik pada tanda dialog itu sendiri. Tanda dialog baku seperti 'katanya', 'ucapnya', 'ujarnya', atau' tanyanya' membiarkan pembaca fokus pada kata-kata sang tokoh.
Semoga bermanfaat***