Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gerhana Bulan Merah Darah

26 Januari 2019   18:52 Diperbarui: 26 Januari 2019   18:56 1042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: https://www.tracksmag.com.au/news/full-moon-surfing-at-the-superbank-426815

Mereka semua yang hadir memberikan kesaksian bahwa gadis itu dan bulan merah darah dicampakkan ke dimensi yang berbeda.

Saat itu dia mengamati samudra. Lututnya termangu, lututnya menyangga dagu. Jari-jari kaki yang mungil terkubur dalam pasir dingin sementara bola bercahaya di atas mega mendung perlahan ditelan raksasa mitos.

Bintang-bintang yang mungkin galaksi jauh, menaburkan kerlip ke seberang lautan. Meniti ombak, kekasihnya menjaga keseimbangan dengan memeluk papan selancar menunggu gelombang.

Momen sukacita yang ditunggu datang. Kekasihnya membungkuk berpijak goyah meliuk liar. 
Meluncur naik tinggi dalam terowongan gulungan ombak raksasa, diterpa sisa cahaya bulan merah perak.

Dia bersorak.

Namun, hanya sekeping papan selancar yang tiba di pasir pantai.

Sang gadis berlari ke tengah gelombang, berteriak.

Menunggu dalam riak.

Berteriak memanggil, menarung debur ombak.


Bandung, 21 Januari 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun