Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Jalan Arah Hilang

9 Juni 2021   08:03 Diperbarui: 9 Juni 2021   22:50 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi backpacker. Sumber: Pixabay via Kompas.com

ransel di punggung, jempol teracung
berdiri di sisi jalan, aku merasa bagai Jack Kerouac
setiap debu yang pernah terbang ke lebih raya
lintasi perbatasan
pelabuhan perak,
dermaga di pantai keemasan,
mercusuar tak kunjung padam

aku adalah pengembara dengan jiwa hitam
rambut kemerahan, gigi asin cemar
di saku jins biru uang recehan
dan cincin mata zamrud hadiah untuk siapa.

Aku tahu ini penting, bagai matahari
tahap sejati mimpi lelaki,
tapi, bagaimana benar-benar bermimpi?
saat perut menggeram,
candu tembakau filter rendah nikotin,
tidurmu menghadap arah kiblat?

Ke laut, ke laut!
ingin melihat laut,
puas mencumbui kota,
telapak tangan bergoyang dan
tujuh huruf putih di tapal batas
masa depan sesuram pelangi

gadis-gadis!
oh, gadis-gadis manis itu, mereka tidak pernah tahu
yang meninggalkan dan ditinggalkan, mereka tidak tahu:
puisi, bebas, masyhur, abadi.

aku bukan lagi Chairil,
aku adalah Kho Ping Hoo
Karl May dengan bedil perak mengail ikan
akulah langit, aula bintang-bintang berkumpul

di terminal bus, di stasiun kereta
botol minuman dingin pengerat dahaga
tumpang tancap gawai mengisi daya

karpet kelabu kasar telusuri dengan hati-hati.
sebuah mobil berhenti-
bergoyang.

Bandung, 26 November 2017                                          

*terinspirasi seorang sahabat yang sedang melakukan pengembaraan. Hari ini, hari ke-56 dia berada di jalan.

Ilustrasi: www.enkiquotes.com
Ilustrasi: www.enkiquotes.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun