Mohon tunggu...
Yayan Sopian
Yayan Sopian Mohon Tunggu... Guru - Guru yang belum bisa digugu dan ditiru

..

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Menunggu Senja (Ngabuburit) di Gereja, Berbuka dengan Penganan Asia

13 Juni 2018   18:32 Diperbarui: 15 Juni 2018   01:33 1011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis dengan latar belakang Rumah Billy Graham dan Billy Graham Library (Dokumentasi Pribadi)

Berlokasi di sebelah selatan Kota Charlotte, Billy Graham Library memiliki 2 atraksi utama, yakni sebuah gedung menyerupai Gereja yang disulap menyerupai museum, dan rumah Bill yang "dipindahkan" dari tempat aslinya. 

Sesaat setelah menginjakkan kaki di pintu gerbang museum, dua orang petugas dengan sigap dan ramah menyambut kami sekaligus mengarahkan tujuan kami berikutnya di museum tersebut. 

Secara garis besar Billy Graham Library layaknya sebuah buku biografi Billy Graham yang ditransformasikan menjadi sebuah pameran perjalanan hidup Billy Graham, yang mulanya berprofesi sebagai petani hingga menjadi seorang pendeta kharismatik di Amerika. Setiap kompartemen direkonstruksi kembali layaknya perjalanan nyata Billy di setiap lini masa yang berbeda.

Mengunjungi Billy Graham Library tidak hanya terbatas sebagai perjalanan dan napak tilas rohani bagi seorang Kristiani, namun lebih dari itu bagaimana pencapaian seorang Billy yang inspiratif, mampu meyatukan dan menjembatani segala bentuk perbedaan yang terjadi, baik pada Masa Perang Dunia ke -- II, Perang Dingin, maupun konflik internal di negara-negara berbeda dengan pendekatan kasih yang humanis.

Billy Graham sendiri sedianya telah wafat pada tahun ini, genap ditahun yang menandai usianya yang ke-100 tahun. Keluasan pergaulannya dan pencapaiannya, terlihat dari kemampuannya diterima di segala kalangan, mulai dari Pemimpin/Tokoh Dunia seperti JFK, Marthin Luther King, Muhammad Ali, hingga sekelompok gangster dari Brooklyn, yang dengan sukarela menyerahkan senjata yang digunakannya kepada Billy.

Billy Graham dan Ruth Graham ketika menerima kunjungan Muhammad Ali, pada tahun 1979 (Sumber gambar : Billy Graham Library)
Billy Graham dan Ruth Graham ketika menerima kunjungan Muhammad Ali, pada tahun 1979 (Sumber gambar : Billy Graham Library)
Billy Graham bersama dengan Martin Luther King, Jr. (Sumber gambar : Billy Graham Library)
Billy Graham bersama dengan Martin Luther King, Jr. (Sumber gambar : Billy Graham Library)
Billy Graham berpose dengan anggota gangster New York, tahun 1957 (Sumber gambar : Billy Graham Library)
Billy Graham berpose dengan anggota gangster New York, tahun 1957 (Sumber gambar : Billy Graham Library)
Sayapun mengandaikan, jika saja ada sebuah museum layaknya seperti Billy Graham Library, tanpa perlu melihat latar belakang siapa pemilik dan pengunjungnya, tentu akan mengedukasi dan menginspirasi semua orang, yang mana saat ini kalimat kebaikan terkadang tertutupi oleh jejalan hujatan dan cacian di media sosial yang lagi-lagi dilatari oleh berbagai perbedaan,yang sesungguhnya adalah fitrah. 

Padahal jika mau jujur banyak tokoh inspiratif Indonesia yang mungkin buku biografinya dapat direkonstruksikan menjadi sebuah pameran, meliputi memorabilia yang digunakan selama masa hidupnya. Namun entahlah menjelang tahun politik ini, gesekan antar kelompok lebih mudah ditemukan dengan saling menyalahkan dan saling mencari kesalahan masing-masing, yang nampaknya tidak berpangkal dan berujung.

Saking asyiknya menelusuri setiap sudut Billy Graham Library, tidak terasa waktu di gawai sudah menunjukkan sekira pukul 20.00 EST. Itu pertanda 40 menit kemudian akan tiba senja dan juga waktu berbuka puasa. 

Kawan saya ini kembali mengingatkan dan menawarkan dimana lokasi untuk makan malam bagi kami, yang berarti waktu berbuka bagi saya. Untuk menemukan rumah makan yang menawarkan makanan Asia di kota Charlotte, tidaklah susah. Dari 731.424 penduduk Charlotte, sekitar 4% penduduk kota Charlotte, atau kurang lebih 36.403 jiwa merupakan keturunan Asia.

Karena preferensi kami yang kurang lebih sama, akhirnya kami sepakat mengunjungi satu restoran asia berjenis prasmanan atau buffet, yang terletak di sekitar daerah selatan kota Charlotte. 

Luasnya restoran buffet tersebut, mengindikasikan ramainya pengunjung yang datang setiap harinya. Singkat cerita, tibalah waktu berbuka, teman sayapun seakan mengerti, kamipun meneguk segelas air mineral untuk membasahi kerongkongan kami, setelah seharian berkeliling sebagian kota Charlotte. Setelah itu kami bergegas mengambil makananan, sesuai dengan selera masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun