Mohon tunggu...
Ayah Farras
Ayah Farras Mohon Tunggu... Konsultan - mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Tulisan adalah bagian dari personal dan tak terkait dengan institusi dan perusahaan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Efek Ramainya Kontroversi "Flexing" Bikin Serba Salah Pakai Ini-itu

5 April 2023   12:43 Diperbarui: 5 April 2023   12:56 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Credit : Twitter/PartaiSocmed 

Dampak mencuatnya kasus Rafael Alun Trisambodo ( RAT ) berujung panjang. Harta yang terekspos dalam sebaran konten foto dan video di akun media sosial milik anggota keluarganya mengundang polemik. 

Ceritanya berujung dengan ditetapkannya RAT  sebagai tersangka berdasar pendalaman tim penyidik KPK. Aset-aset milik RAT yang bertebaran dalam postingan-postingan medsos pada awalnya mengundang para  netizen Indonesia sebagai "detektif partikelir" non bayaran bekerja secara kreatif.

Anggap saja RAT tersandung kesialan karena memang pada awalnya siapa yang sangka kalau ujungnya sampai ke kerangkeng. Mario Dandy Satriyo sebagai anak tentu menyesal beribu-ribu ampun jika tahu akibat sikapnya berdampak melebar ke karir Ayahnya dan aset-aset keluarganya.

Ada pandangan yang berbeda dalam menyikapi kejadian tersebut di atas. Kalau boleh dibilang sikap "Flexing" atau pamer kekayaan bisa saja dipandang wajar jika hasilnya memang bisa dipertanggung jawabkan dan juga pada tempatnya. 

Kejadian yang menimpa Rafael bisa disebut lagi "apes" atau sial. Kenapa? Atas kejadian tersebut siapapun yang kaya dengan cara yang tak wajar patut berterima kasih kepada Rafael karena bisa lebih hati-hati lagi bersikap dan bagaimana caranya tiarap biar aman. 

Langkah selanjutnya segera memindahkan aset-aset kekayaannya ke tempat lebih aman. Lantas koq masih ada yang ditangkap karena penelusuran hasil kekayaan berdasar postingan di akun medsos. Sebut saja mereka bagian orang-orang yang kena tumpahan getahnya, karena bisa jadi yang juga memiliki hasil kekayaan tak wajar dan sempat berposting ria dengan gagahnya.

Bagi yang belum terlambat, segera dengan cepat mengamankan semua hal yang dirasa mengancamnya. Hapus postingan dan pindahkan aset ke peyimpanan yang lebih aman, baik nama dan tempatnya. Benar atau salah?

Kris Dayanti jadi salah satu contoh yang pasti kikuk dengan isu pamer kekayaan. Tas Hermes Rp71 Juta Limited Edition ikut serta bersama Krisdayanti saat Blusukan di Dapilnya Malang. Tak hanya tas, saat blusukan ke Pasar Singosari dan berinteraksi dengan para pedagang pasar KD juga terlihat menggunakan ikat pinggang Prada. Ikat pinggang brand ternama tersebut ditaksir seharga US$659 atau sekitar Rp9,8 juta. Sontak saja apa yang dilakukan KD jadi sorotan dan kontroversi di antara para netizen yang budiman. Masalah ngga sih koq pamer-pamer kekayaan di depan umum?

Salahnya KD di mana? KD mungkin berani mengenakan karena yang dikenakan punya sendiri dari hasil yang bisa dipertanggung jawabkan, bahkan telah memiliki hasil pendapatan yang lumayan besar sebelum melenggang ke Senayan sebagai seorang anggota DPR RI. Pasti akan merasa bersalah jika hasil membelinya dari cara yang tak wajar.

Bukan pamernya yang menjadi sebab pelarangan yang notabene diarahkan kepada para aparatur negara. Pelarangan tersebut menjaga pintu masuk dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti yang dialami Rafael, bukan begitu? Bagi yang di luar lingkar aparatur negara jika ingin mengambil sikap tak mau pamer pun juga tidak apa-apa, mungkin lebih baik. Namun saat di posisi dan waktu yang tepat sudah bukan lagi gaya pamer karena memang tuntutan dan dapat dipertanggung jawabkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun