Mohon tunggu...
Ayah Farras
Ayah Farras Mohon Tunggu... Konsultan - mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Tulisan adalah bagian dari personal dan tak terkait dengan institusi dan perusahaan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hey Aku ke Jawa Tanah Leluhur

17 Juni 2021   16:28 Diperbarui: 18 Juni 2021   04:31 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nurul Cessy Collection

Lohh gimana dan bagaimana ? Entah gimana rasanya koq tetiba Covid 19 melanda Indonesia. Hancurlah harapan kita semua di semua lini tak berbatas. sudah beberapa kali mudik aku dan keluargaku tak hadir secara utuh dan mungkin terhitung dari 2020 ya kalau dari Covid mulai mendera Indonesia. Sebelum covid 19 mendera-pun sesungguhnya aku jarang pulang juga ke tanah leluhur di Jawa. 

Sebutan kata Jawa sesungguhnya sangat umum karena biasanya orang Jakarta-pun menyebut itu ketika batas lintas melebihi Bekasi pun arah Pantura (Pantai Utara) juga jawa. Padahal Jakarta termasuk bagian pulau Jawa. Merujuk kata Jawa bagi orang Sumatera ya Jakarta dan yang ada di pulau Jawa adalah bagian pulau Jawa.

35463205-10204899679809392-612457006355185664-n-60cb11ae95a0ab7af3475282.jpg
35463205-10204899679809392-612457006355185664-n-60cb11ae95a0ab7af3475282.jpg
Kebahagiaan utama bagi keluarga besar adalah mengunjungi tanah leluhur entah bagaimana rasanya jika tak memiliki rasa itu, atau bahkan tak memiliki rasa ingin berkumpul apalagi segan karena faktor lainnya.

Ah, bagiku Jawa ya luas dan sangat luas. Bahkan Jawa sendiri memiliki imej ada di Suriname. Negeri yang jauh terdampar dari Indonesia namun memiliki kaitan darah segar dan ikatan histori kuat dengan Indonesia ( Baca ; pulau Jawa )

Entah bisa sesombong apakah me-nafikan bahwa aku adalah bagian dari Jawa sedangkan ayahku adalah asli dari Aceh pulau Sumatera namun ibuku adalah Jawa asli dari Purworejo, Bagelen Desa Krendetan Kampung Sarangan.  

Jadi kepiye ? heheheheh aku mau menjiplak ungkapan umum khasnya "wong Jowo". ya tetaplah bagian darahku ada bagian Jawa-nya. Sekalipun ayahku asli Aceh tak mengurangi rasa semangat untuk berbaur atas rasa yang memang sudah tercampur sejak menjadikan emak-ku sebagai istrinya. 

Kondisi ini ya sudah jelas menjadikan tanah Jawa adalah bagian dari hidupnya. Tak usah ditanya lagi, kalau ndak percaya coba saja tanyakan ke ayahku jika ada agenda ke Jawa alias ke Purworejo Jawa Tengah.

Pandangan bergeser kearah sepupuku yang tentunya juga beragam darah dan latar belakang orang tua yang tak sama meskipun ada aliran darah yang satu asal yaitu Purworejo. Ada yang bercampur dengan darah Banten, Lampung, Jogjakarta, Solo, Cirebon, Palembang, Grobogan, Indramayu, Bogor bahkan Manado maupun Makassar dan lain-lain. Semuanya ternyata kami terangkum dalam satu darah leluhur kami Purworejo Jawa Tengah, sebut saja Trah Mbah Ngadiso.

Aku bahkan bertanya dalam hati mengapa beberapa hati tak miliki rasa semangat itu ketika menjadi bagian keluarga Jawa dan ada panggilan batin bahwa waktunya hasrat leluhur memanggil untuk segera pulang ? ya itu hanya dugaan hati saja dan tak sepenuhnya benar juga.

Analogi ini jelas disebut kebekuan hati atau ketakutan dalam membenamkan rasa yang sesungguhnya. Terpulang dari semua jawaban itu ya kita semestinya memahami semua kendala yang ada dan berlangsung saat ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun