Mohon tunggu...
Ayah Farras
Ayah Farras Mohon Tunggu... Konsultan - mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Tulisan adalah bagian dari personal dan tak terkait dengan institusi dan perusahaan

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Bukanlah Angka Pembaca dan Terus Menulis, Tak Ada Kasta dalam Tulisan

15 Desember 2020   19:22 Diperbarui: 16 Desember 2020   10:48 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ah malas deh mau nulis sebab tulisan saya adalah fiksiana pasti kalah populer dengan politik. Jangan-jangan tulisan saya tidak ada yang baca dan saya jadi minder. Koq bisa? 

Semua rasa yang muncul dalam menulis adalah wajar dan memang karena melihat fenomena jumlah pembaca, maupun komentar di Kompasiana. 

Jumlah pembaca lagi-lagi jadi momok bagi yang tak mengetahui tips dan trik. Semua hanyalah bagian tindak lanjut atas tulisan yang sudah kita buat dan di  publish ke publik atau pembaca. Trik ini hanya bagian yang perlu dijalankan dan perlu sesaat berpikir bahwa tulisan setidaknya perlu di bagikan ke komunitas yang memang pada tempatnya. Contoh tulisan politik di bagikan ke komunitas politik yang sepaham pasti akan meningkatkan jumlah pembaca. Begitu juga dengan artikel kuliner ya akan ramai pembacanya jika tulisan dinikmati oleh komunitas pecinta kuliner. 

Memang ada kalanya ketika tulisan kita berimbas dengan hal yang populis terkait kondisi terkini seperti topik dan isu yang berkembang. Semisal Habib Rizieq, vaksin covid 19, korupsi menteri, topik penembakan 6 laskar FPI oleh polisi, Pilkada serentak 2020, isu dinasti Jokowi dan lain-lainnya. 

Di saat topik populer menghangat dan memanen angka jumlah pembaca sementara kita menulis hal yang biasa saja. Seperti menulis manfaat telur,puisi, karya dan jasa guru Indonesia, wisata di satu daerah, ragam budaya di sekitar, karya penemuan, hingga karya tulis sekolah yang semestinya di 'publish'. Jangan takut, lakukan terus menulis dan menulis sebab karya atau tulisan tak berbatas waktu atau mesti populer. 

Stop berpikir sempit! Tulisan populis tak permanen tapi tulisan yang memiliki hikayat dan berakarlah yang abadi tak lekang oleh waktu. Tulisan populis ya akan berhenti di saat momen riuh berakhir. Maka dengan itu berakhir pula momen mendulang angka pembacanya. 

Jadi begini ceritanya bahwa tulisan adalah pemikiran yang tertuang dan hadir jadi kata yang bisa terbaca oleh setiap individu. 

Semua tulisan adalah tak sia-sia sekalipun tak populis di mata publik. Semua tulisan adalah karya dan tercatat secara utuh dalam jejak digital maupun jejak batin. Beruntungnya tulisan tak populis adalah tulisan yang tak berbatas waktu. Catat!! 

Jika hanya mementingkan tulisan populis sebenarnya mudah. Tarikan judul semestinya dibuat mencengangkan bahkan menjadi tak soal perihal isi bahkan uraian yang dikupas. Namun bukan itu masalahnya! Uraian yang dikupas terkadang jauh dari keberanian mengungkap jelas judul. Terkadang judul menjauh dari isi yang disampaikan. Tak jernih mengupas isi tulisan terkait judul. 

Maka dari itu semua berhak memiliki nurani menulis dengan petualangan rasa tak berbatas. Sudah jelas hasil tulisan akan memiliki feed back

Sangatlah mudah mendulang angka dengan tarikan judul yang bombastis dan semua bisa lakukan. Namun percayalah hal itu akan menjadi dusta di antara kita. Hal itu sebabkan pembaca jadi malas membaca dengan nama penulis yang itu-itu lagi. 

Bisa dimaklumi tarikan judul yang bombastis bisa dipahami akan tetap mendulang angka pembaca. Sebab apa? Ya rasa penasaran kembali yang selalu buat ingin dan ingin membuka tulisan. Inilah yang juga bagian trik penulis menarik minat pembaca membuka tulisan. 

Lantas bagaimana dengan penulis yang mengurai hal yang tak populis? 

Jangan khawatir, semua tulisan adalah aset dan tak tergerus waktu. Semua hal yang berkaitan dengan pencarian terutama hal yang tak populis teramankan dengan adanya jejak digital atau penyimpanan yang ada utamanya di Kompasiana. 

Semua tulisan tak populis akan tetap terjaga seperti semisal manfaat makanan, puisi, fiksiana, profesi dan bahkan sosial budaya. 

Dari semuanya mungkin hal yang paling paling menggiurkan adalah hal yang populis sebab angka pembaca terlihat nyata dan langsung signifikan angkanya. 

Populis adalah momentum namun bisa jadi tak abadi. Jadi tetaplah semangat dalam hal menulis jangan terjebak bahwasanya koq tulisan saya minus pembaca. 

Ketahuilah sekali lagi tulisan adalah aset dan tak lekang oleh waktu. Semua tulisan bisa terbaca dan dinikmati oleh semua pembaca yang memiliki rasa dan kegelisahan sama tanpa batas ruang dan waktu. Tanpa disadari tentu ada pengaruh angka pembaca namun tak dirasakan seperti sesaat tulisan baru di rilis. 

Jayalah semua penulis, penulis adalah pencatat rasa yang dirasa saat waktu tercatat. Jangan pernah terjebak populis namun menulislah apa yang dirasa bukan pemenuhan hasrat atas angka pembaca. 

Jika di ambil kesimpulan semua tulisan adalah sama tanpa kasta. Hanya saja berbeda waktu memanen angka pembaca dan kesamaan minat pembaca. Non populis memiliki kesempatan untuk terus naik angka pembaca dikala ada kesamaan rasa dan tak lupa diiringi konsistensi menulis. 

Salam 

(Isk) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun