Mohon tunggu...
Ayah Farras
Ayah Farras Mohon Tunggu... Konsultan - mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Tulisan adalah bagian dari personal dan tak terkait dengan institusi dan perusahaan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kena OTT KPK, Prabowo Tahu Nggak Ya Ada Lobster di Balik Edhy?

25 November 2020   13:47 Diperbarui: 26 November 2020   13:16 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 (Ibnu Hariyanto/detikcom)

Tahun Pilpres ( Pemilihan Presiden) 2019 telah usai setahun lamanya. Tak ada yang menyangka rekonsiliasi halus terjadi. Prabowo sebagai Calon presiden dinyatakan kalah usai putusan hitungan KPU ( Komisi Pemilihan Umum ) saat tengah malam dan dikuatkan putusan MKRI PUTUSAN Nomor 01/PHPU-PRES/XVII/2019. Jokowi resmi menjadi presiden ( lagi ) dan lanjut periode kedua

Usai sudah pesta politik yang sungguh melelahkan segenap rakyat negeri +62 ini. Saat itu tak pernah terbayang dengan kerasnya friksi para pendukung pasangan pilpres akan terkejut dengan bergabungnya Prabowo ke Pemerintahan di bawah Presiden Jokowi periode II.

Ilustrasi rekonsiliasi direpresentasikan dengan dilantiknya Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan Ri dan Edhy Prabowo sebagai Menteri  Kelautan dan Perikanan. Cocok sudah, artinya sudah tidak ada lagi kata timbul tenggelam bersama rakyat yang ada hanya sinergi membangun bangsa dan negara dalam bentuk pengabdian.

Tentu saja bergabungnya Prabowo Subianto dan Edhy Prabowo punya nilai perhatian lebih dalam masa pemerintahan Jokowi periode II. Kinerja mereka berdua akan selalu jadi sorotan baik dari pro pemerintah maupun pihak oposisi. Wajar saja ini terjadi karena jumlah dua kursi menteri adalah lumayan yang seharusnya bisa diraup oleh seluruh pendukung Jokowi maupun koalisi partai dalam pilpres 2019 dan dianggap kompensasi dukungan. Apakah kebetulan atau tidak dua kursi menteri yang diterima atau diduduki semuanya buat Gerindra. Semua hanya menyisakan cerita bagi para pendukung Prabowo-Sandiaga dan dianggap semua sudah berakhir dan bisa jadi hilang sudah nama Prabowo di hati pendukung walaupun masih ada sisa sedikit.

Semoga saja mereka berdua benar-benar menyerahkan diri untuk pengabdian bangsa dan bisa kembali menumbuhkan sedikit rasa kekecewaan  pendukung di 2019 dengan karya dan bhakti. Tidak berat rasanya jika hanya bekerja dan bermanfaat dengan kaidah kerja yang normatif setidaknya tidak korupsi, itu saja.

Kabar terkini yang menimpa Edhy Prabowo ( Menteri KKP ) seperti petir di siang bolong menyambar. Orang andalan Prabowo yang diberikan amanah dan setidaknya menunjukkan kinerja serius bagi Jokowi dan juga ex pendukung Prabowo. Sebab mau tak mau Edhy adalah bagian rasa dan psikologis atas pertarungan 2019 lalu.

Edhy ditangkap tangan oleh KPK ( Komisi Pemberantasan Korupsi ) terkait dengan dugaan korupsi dalam ekspor benur pukul 01.23 25/11/20 di Soetta (Bandara Soekarno-Hatta) sepulang dari Hawaii Amerika Serikat. Kini Edhy telah jalani pemeriksaan di gedung KPK dan bersiap cerita atas apa yang telah terjadi seputar benih lobster.

Kerja Edhy sesungguhnya sangatlah mudah jika mau dijalankan. Pendahulunya, Susi Pudjiastuti telah berulang kali memberi saran dan masukan terkait kebijakan benih lobster. Pesannya adalah hentikan ekspor benih lobster yang dianggap menguntungkan nelayan pada jangka waktu panjang.

Pastilah kebijakan tersebut tentu tersirat apa, siapa dan bagaimana komoditas benih lobster menjadi gula bagi para pemain yang sudah diketahui nama dan sepak terjangnya bagi Susi. Di masa Edhy menjabat regulasi Susi tentang benih lobster yang dihentikan izin ekspornya dibuka kembali. Jelas saja tak samar hal ini mengundang mata dan penasaran ada apa dibalik kebijakan Edhy tersebut. Semua masih dalam proses hukum yang berjalan di KPK dan masih banyak yang perlu didalami.

Dari semua yang terjadi dini hari tadi perlu dipetik banyak pelajaran bahwa bukan rekonsiliasi kebaikan rakyat tetapi ada unsur kepentingan terselubung sepihak yang melibatkan banyak pihak dan tak tertutup juga unsur partai dan pengusaha seperti dilansir oleh Tempo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun