Mohon tunggu...
Ayah Farras
Ayah Farras Mohon Tunggu... Konsultan - mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Tulisan adalah bagian dari personal dan tak terkait dengan institusi dan perusahaan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perkusi Hati Dendang Jiwa

11 November 2020   08:12 Diperbarui: 11 November 2020   09:16 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kompas.com

Mata tak berkedip

Lamunan terus melayang

Berulang di kala senja menutup

Gaduh terasa terdengar

Jiwa tergelitik namun tak bergeming

Bagaimana bisa itu terjadi

Sekalipun hangat kopi jamah otak

Ruang kecil di hati tetaplah gaduh

Terngiang riuh tawa, tangis sedih 

Ruang hati jadi seakan tak berbatas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun