Mohon tunggu...
Ayah Farras
Ayah Farras Mohon Tunggu... Konsultan - mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Tulisan adalah bagian dari personal dan tak terkait dengan institusi dan perusahaan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Ayo #JanganMudikDulu, Jadilah Pahlawan Keluarga dan Bangsa

21 Mei 2020   21:14 Diperbarui: 21 Mei 2020   21:19 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kini semua rekaman indah itu hanya bisa diingat ditengah himbauan #JanganMudikDulu. Sebab apa hingga begitu berat menahan langkah ajang besar wisata kalbu tahunan ?"

Rindu memang berat apalagi rindunya  keluarga dan kampung halaman. Tak ada yang bisa meredam gejolak ritual tahunan dan rasakan sensasi berada di kampung halaman bersama keluarga.

Tapak jalan desa jadi pandangan pertama ketika tiba di kampung tujuan. Kicau suara burung lantunkan suara yang sama dalam setiap kunjungan. Tak lama kemudian mata menoleh ke atas pepohonan di mana ada tupai berlari atau saling berkejaran. Ranumnya kelapa muda menggelayut menanti untuk dipetik dan dicicipi bersama dalam satu baskom ditambah es dan gula aren temani menu buka puasa seperti terus terekam dalam momen mudik yang lalu.

Berkumpul dalam satu ruangan besar di mana hari-hari diisi obrolan tanpa memikirkan pekerjaan dan tugas yang biasa dilakukan di kota. Hingga pada malam harinya tidur bersama keluarga besar dengan hamparan tikar milik mbah yang bikin kangen walaupun warnanya sudah memudar.

Lebaran yang dinanti tak terasa lama tiba setelah kumpul di minggu akhir Ramadan. Momen lebaran jadi mengharu biru dan tak tertahankan menetes air mata sambil bergantian menunggu giliran sungkem kepada Mbah, orangtua dan kakak tertua dalam urutan persaudaraan. Kini semua hanya bisa dibayangkan sambil menahan nafas dengan mata berkaca-kaca.

Kini semua rekaman indah itu hanya bisa diingat ditengah himbauan #JanganMudikDulu. Sebab apa hingga begitu berat menahan langkah ajang besar wisata kalbu tahunan ? Kita ditengah pertarungan yang sudah nyata dampaknya. Pandemi Corona. Sungguh tidak ada yang menduga kejadian pandemi tersebut hingga memiliki dampak seperti tak boleh mudik. Hanya bisa bertahan dan bersabar dan tak lupa berdoa sambil terus jalankan pola hidup bersih agar kita terhindar dari Virus Corona dan pandemi segera berakhir. Suatu saat kita akan berkumpul lagi dengan keluarga di kampung halaman setelah pandemi berlalu.

Tak mudik sesungguhnya sudah menjadi langkah besar kita menjadi pahlawan bagi keluarga dan negara. Betapa tidak karena penyebaran sudah terlihat massif dan tak terduga. Bagaimana jika kita pulang ke kampung halaman dengan membawa virus hingga menulari orang-orang yang kita cintai di kampung halaman ? Tentu saja hal seperti itu tidak diharapkan oleh siapapun termasuk kita.

"Bayangkan wajah-wajah yang dicintai dan dirindukan lalu katakan dalam hati bahwa ada kasih sayang yang sedang dirawat dengan tidak mudik ke kampung"

Sudah banyak kejadian yang menimpa keluarga di kampung karena virus dibawa oleh orang yang mudik atau bisa disebut dengan pembawa virus (carier) . Salah satu contoh yang terdekat adalah pulang kampungnya seorang perawat yang mudik dari Bekasi menuju kampungnya di Kuningan Jawa Barat. Pada awalnya orang tersebut berstatus sebagai orang tanpa gejala (OTG). Ternyata pemudik tersebut menulari anggota keluarganya hingga positif. Sebelumnya virus tersebut diduga telah memapar ke sepuluh anggota keluarganya berdasarkan hasil pemeriksaan "rapid test".

Contoh di atas hanya merupakan salah satu kejadian di antara banyaknya kejadian lainnya di berbagai tempat hingga akhirnya malah menimbulkan permasalahan baru. Bahkan akibat kejadian itu bisa jadi satu desa diisolasi atau dikarantina agar menjaga desa sebelahnya tidak terpapar.

Biarkan rasa rindu ini semakin menebal dan akan tumpah dengan indah ketika tiba waktunya. Inilah saatnya rasa rindu, rasa cinta diuji dengan rasa kepedulian yang tinggi dengan hanya #JanganMudikDulu. Bayangkan wajah-wajah yang dicintai dan dirindukan lalu katakan dalam hati bahwa ada kasih sayang yang sedang dirawat dengan tidak mudik ke kampung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun