Mohon tunggu...
Ayah Farras
Ayah Farras Mohon Tunggu... Konsultan - mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Tulisan adalah bagian dari personal dan tak terkait dengan institusi dan perusahaan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tirani Dobrak Belenggu Kebebasan Jiwa

18 Januari 2020   14:25 Diperbarui: 18 Januari 2020   14:53 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
nationalgeographic.com

Aku terdiam
Waktu miliki kekuasaan
Tiada kuasa mencegah sekalipun daya diupayakan
Kemana wahai sang terang menerawang
Aku lemah hanya bisa berujar
Harapan selalu mengelabui proses
Ya aku terdiam dikala tangan mengepal setengah gemetar
Hawa yang sejuk semilir coba rayu asa
Jangan pernah gentar dengan badai yang datang
Pasti ada tawa gelegar yang menghias
Kekuasaan apa yang bangkitkan ketakutan
Tiada tirani yang bisa batasi


Semua pasti takut ketika tiba waktunya melawan
Kedustaan akan terungkap dengan desakan kenyataan
Teriakan ..dan berteriaklah kehampaan
Hingga dusta berbalik arah angin
Sampai kapan berpadu kasih dengan kedustaan?
Tinggalkan jiwa yang terbelenggu
Hingga darah merah menyala dan menyeruak
Sadarkan diri ini harus lepas selimut tebal nyamannya
Adakah jiwamu meronta dan pertahankan kebenaranmu
Enyahlah sapuan angin yang mendayu
Laksana Elvis bersenandung  dikala kita akan tertidur
Apalagi jika bukan bercerita hingga sadarkan tirani bersalah
Berlarilah sejauhnya ketika bisa berlari
Hanya kosong yang dijumpai


Hanya berlari ditempat yang sama
Walau nuansa berbeda
Aku tahu mereka mengerang akan lakunya
Namun tidak dengan jiwanya
Jiwanya lirih berkata " ampun aku lelah"
Lelah dalam kata dan laku
Tiada bisa lepas rongga jiwanya
Tirani hanya berlaku dalam batasan waktu
Kawalan penguat dengan hiasan sementara
Runtuh hanya menunggu waktu
Walau bungkus baja melapisinya
Aksi jiwa melapisi semangat dalam keyakinan
Tapi kebenaran bukan hal yang fana
Ketahuilah tiada yang fana dalam kesalahan
Kalian berbohong dengan kecerdasan
Tiada hal yang bisa tutupi hal kelabu


Semua akan terbongkar dengan sinar surya memaksa menyeruak
Celah kelabu akan bocor dengan dentuman sinar surya walau tak merata
Akuilah ..menyerahlah bahwa kebohongan meninggalkan kita
Semua tercarabut dan tak lekang oleh kekuasaan dan tirani
Sampai kapan larut dalam keyakinan berkuasa tiada batas waktu?
Hingga waktu yang bercerita bahwa semua kedustaan akan bercerita
Lemah jadi alasan tak diduga walau kesaksian nyatakan kebenaran
Runtuhlah wahai kedustaan
Robohlah kalian melawan waktu
Sekongkol tak merubah keruntuhan
Karena waktu memberi nilai dan ketakutan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun