Mohon tunggu...
Rizky Purwantoro S
Rizky Purwantoro S Mohon Tunggu... Lainnya - pegawai biasa

Membaca, mengkhayal dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Semar, Gareng, & Petruk sebagai Superhero Asli Nusantara

8 Desember 2022   12:09 Diperbarui: 8 Desember 2022   12:27 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar dari siswapelajar.com

Saat ini sudah ada film layar lebar dan komik anak-anak yang mengangkat tokoh seperti Bima dan Arjuna sebagai superhero yang dapat menjadi kebanggaan anak-anak kita.

Menurut penulis Arjuna dan Bima itu masih produk asing karena berasal dari Jambudwipa, India. Sama saja kalau kita mengangkat Salahudin Al Ayubi dari Timur Tengah atau Herkules dan Thor dari daratan Eropa.

Tidak ada yang salah kalau kita mau mengidolakan tokoh pahlawan asing, hanya saja kalau kita sampai ada tokoh pahlawan dari luar negeri lalu diklaim sebagai produk lokal khas Nusantara itu seperti mengklaim superman atau spiderman buatan anak negeri sendiri.

Lalu jika ada yang membantah itu tidak mungkin, menurut penulis, mungkin-mungkin saja, ratusan atau cukup puluhan tahun kemudian bisa saja tokoh-tokoh yang awalnya berasal dari luar lama-kelamaan diakui juga sebagai miliknya, sebagaimana yang terjadi pada tokoh-tokoh Pandawa ini.

Arjuna dan tokoh-tokoh Pandawa lainnya dapat ditemui dalam hikayat Mahabharata asli, dan Mahabharata asli ini hanya berasal dari Jambudwipa, meski di sana punya banyak sekali versinya, namun keberadaan kelima tokoh Pandawa ini kemungkinan besar dapat dipastikan.

Melihat hal itu, apakah ada tokoh-tokoh lain yang dapat diklaim asli dari Nusantara? Di antaranya adalah Semar, Petruk, dan Gareng.

Ya, ketiga tokoh ini meskipun kisahnya banyak ditemui dalam pewayangan hikayat Mahabharata, tapi bukan versi asli India, melainkan versi asli Jawa.

Karena ketiga tokoh ini merupakan pencakokkan baru setelah hikayat ini diadaptasi oleh nenek moyang kita dahulu. Di mana kita tidak akan pernah menemui mereka di dalam hikayat Mahabharata asli India.

Mereka adalah simbol dari masyarakat zaman dahulu di Nusantara yang berasal dari orang Melanesia, lihat saja perawakan mereka yang berkulit hitam, bukan coklat atau terang seperti halnya tokoh-tokoh wayang lainnya. Itu menunjukkan bahwa mereka bukanlah orang Proto dan Deuro Melayu, dan sudah pasti bukan orang Indo-Arya India.

Jika ada yang membantah, mereka itu orang Dravida yang berkulit gelap. Apabila itu asumsinya, maka pastinya sudah disebutkan keberadaan ketiga tokoh ini di dalam Mahabharata versi aslinya dari India.

Mereka bukanlah orang Dravida, tapi orang Melanesia. Walaupun antara menurut beberapa ahli orang Dravida itu konon masih ada hubungan genetik dengan orang Melanesia, tapi itu konteksnya sudah berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun