Mohon tunggu...
Yayan Sofyan
Yayan Sofyan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Membayangkan Teknologi Hybrid Isi Ulang Baterai Gadget Secara Kinetik, Vibrasi dan Radiasi (Kivira) Atau Gerak, Getar dan Surya (Gergets)

27 Mei 2015   10:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:33 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Catatan imajinasi harapan untuk bumi lebih baik dari seorang awam teknologi. Sore itu di sebuah taman kota nampak sekelompok anak muda yang sedang duduk di kursi-kursi yang terbuat dari limbah potongan kayu yang didesain menyerupai dua tangan yang sedang menegadah kursi-kursi tersebut disusun dengan formasi melingkari sebuah meja. Tujuan mereka ke taman kota adalah untuk menikmati waktu luang dan juga tempat tersebut merupakan meeting point favorit. Sore itu mereka berdiskusi mengenai rencana kegiatan sosial ke sebuah kawasan perkampungan yang masih memerlukan sumber listrik. Sesekali diantara mereka sembari berdiskusi sambil menggerakan kakinya laksana penabuh drum yang sedang menginjak single pedalnya, ada pula yang menggerak-gerakan tangannya seperti seorang ibu yang sedang meratakan susu formula didalam dot yang terisi air, tak ketinggalan pula diantara mereka ada yang meletakkan sebuah benda yang menyerupai gadget nampak dipermukaannya tertanam sirkuit panel surya,kebetulan sore itu masih cukup cahaya untuk mengisi tenaga bagi gadgetnya. Benda itu pula dapat menangkap getaran dari gelombang bunyi dan mengubahnya menjadi energi. Nampak di kejauhan masih didalam kawasan taman kota terdapat fasilitas olahraga yang mulai ramai dikunjungi. Dari kejauhan para pengunjung ada yang sedang berlari-lari,senam maupun bermain basket. Ada satu kesamaan benda yang dibawa diantara keragaman pengunjung yang ada saat itu, tahukah anda apakah itu?ya sebuah benda yang tertambat di pergelangan lengan dan betis yang bernama KiViRa atau setiap orang kadang menyebutnya GerGetS. Sebuah power bank portable yang dapat mengisi ulang daya baterai setiap saat dengan sensitivitasnya dapat menangkap setiap gerakan,getaran dan radiasi cahaya matahari dan mengubahnya menjadi energi. Itulah pemandangan aktivitas pengunjung di sebuah taman kota yang sudah hampir setengah abad dibangun namun masih terawat baik vegetasinya maupun fasilitas lainnya. Cerita diatas adalah sebuah cerita fiksi yang merupakan wujud dari imajinasi penulis, lalu apa kaitannya dengan tulisan yang akan dibahas. Jika kita berbicara tentang teknologi perkembangan gadget, siapa pun akan lebih mudah menjawab dan mengarahkan ke tipe apa yang terbaru dan pabrikan apa yang memproduksinya baik yang sudah merajai pangsa pasar domestik maupun internasional. Segala macam aplikasi yang dikembangkannya pun dibuat dalam rangka kebutuhan dan hiburan, kerapkali selalu terbarukan ketika aplikasi tersebut terkoneksi ke layanan data. Kebutuhan akan informasi dan komunikasi juga menggring kita kepada peradaban yang bersifat IT dependent. Efek domino hukum permintaan dan penawaran akan terasa dalam industri IT, seperti contoh misalkan ketika sebuah tipe gadget diproduksi pasti diikuti dengan produksi spare part yang diperlukan maupun aksesories tambahan baik yang sifatnya sebagai pendamping wajib maupun untuk estetika ataupun fesyen. Untuk mengaktifkan pertama kali sebuah gadget tentu kita membutuhkan sumber tenaga yakni baterai yang umumnya terintegrasi dalam satu paket pembelian, tanpa adanya bagian ini niscaya semahal apapun si gadget maka tak akan bermanfaat. Saat ini kata galau bukan hanya dialamatkan kepada seseorang yang sedang menjalani hubungan LDR atau diputus pacarnya namun sering kali kita jumpai banyak kegalauan yang terjadi jika tiba-tiba seseorang perlu mengisi ulang daya baterai smartphone nya namun yang ditemukan adalah sumber arus listrik tradisional (PLN – red) saat itu sedang tidak dalam keadaan menyala. Kegalauan ini semakin bertambah karena powerbank yang dibawanya tidak sedang menyimpan daya apalagi tidak punya powerbank (hehehe...) Sedikit berteori, berbicara tentang pemanasan global yang berimbas pada perubahan iklim, tak terhitung banyaknya forum yang dibuat baik dalam skala lokal, regional maupun internasional dalam rangka mitigasi. Perubahan iklim bukanlah tanggung jawab dari orang yang bergerak di bidang lingkungan, tetapi sifatnya lintas bidang dan saling bersinergi. Buangan dari pembakaran energi konvensional seperti minyak bumi dan batu bara ditenggarai sebagai salah satu penyumbang gas rumah kaca terbesar. Sedangkan ketergantungan terhadap energi konvensional saat ini baik dari negara berkembang maupun negara maju masih menjadi hal yang pelik di tengah upaya memanfaatkan sumber energi masa depan yang ramah lingkungan (renewable and sustainable energy) baik dari angin, air, surya, maupun biomassa untuk memangkas emisi karbon. Kembali ke pembahasan awal, sadarkah kita pada satu masa ketika tiba-tiba indikator baterai di gadget sedang menunjukkan angka kritis untuk di recharge, tangan kita bergerak untuk mencolokkan charger ke sumber listrik maka saat itu pula kita menjadi bagian dari pemberi jejak karbon ke lingkungan. Berangkat dari pemikiran tersebut terpintas di benak, andai saja ada sebuah teknologi isi ulang daya baterai yang mengkombinasikan hasil energi yang diperoleh dari gerakan (kinetics) dan getaran (vibration) dan radiasi sinar surya (solar radiation) maka tentu setiap orang tidak menemukan kegalauan lagi jika nantinya kehabisan baterai. Sejauh yang penulis tahu (mohon koreksi jika salah) dengan mengandalkan pencarian dari kepiawaian tete google (tete artinya kakek dalam bahasa melayu papua – red), teknologi ini belum saling kawin mawin sehingga masih berjalan sendiri-sendiri diantaranya : 1. Teknologi yang menghasilkan produk charger yang memanfaatkan gerakan / kinetis. Adalah 3 orang anak muda yang bernama Alex Smith,Mike Geier dan Tejas Shastry menciptakan sebuah alat pengisi ulang daya baterai bernama AMPY alat ini mengusung semboyan “Your movement is your power” [caption id="attachment_420730" align="aligncenter" width="560" caption="Gadget kinetik | Foto: getampy.com"][/caption] Charger gadget dengan memanfaatkan gerakan sebagai sumber energinya dibundel US$ 75 – US$ 85 2. Teknologi kedua mengusung sumber energi dari getaran atau vibrasi. Dengan sensitivitas nya power bank ini mampu menangkap getaran dan mengubahnya menjadi energi.

as
as
1432726399422785663
1432726399422785663
Charger gadget yang memanfaatkan getaran sebagai sumber energinya, ebay membundelnya dengan harga US$ 59.6. (Sumber : www.youtube.com/watch?v=qQj6kEIFyes) 3. Teknologi charger gadget yang ketiga adalah dengan memanfaatkan sinar matahari. (solar cell) Charger yang ini sudah mudah didapat di Indonesia, beruntungnya adalah sebagai negara tropis Indonesia cukup banyak menerima cahaya sepanjang tahun. [caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="portable power bank yang tertanam sirkuit panel surya | Sumber : cdn.chv.me"]
as
as
[/caption] Tidak mudah tentunya merancang versi hybrid dari teknologi ini, namun penulis yakin bahwa akan ada satu masa dimana teknologi yang diidamkan ini datang untuk menjawab kebutuhan akan keterbatasan energi konvensional. Penulis mengandaikan jika teknologi ini tercipta maka setiap pengguna cukup mengaktifkan salah satu mode/modus yang akan dipilih atau kombinasi dari modus yang ada apakah :
  1. Modus gerak,getar, surya (pada saat berolahraga dengan sinar matahari cukup),
  2. Modus getar dan panel surya(pada saat cuaca cukup terik dengan mendiamkannya di tempat yang terpapar cahaya sambil mendengarkan musik)
  3. Modus getar dan gerak (pada saat mengikuti presentasi, atau nonton di bioskop, atau nonton konser bisa juga)
  4. Modus getar ( ketika sedang didekatkan di sound system yang sedang aktif)
  5. Kombinasi modus lainnya sesuai aktivitasnya.

Dengan adanya teknologi ini diharapkan dapat berkontribusi pada setiap lini,tidak hanya untuk teknologi tapi juga lingkungan dan kesehatan setiap individu. Contoh saja disetiap event olahraga yang menggerakkan massa banyak atau car free day kita akan menemukan setiap orang yang berolahraga terlingkar strap di lengan maupun betisnya dalam rangka mengisi sumber daya gadgetnya bahkan hewan peliharaan yang dibawa berolahraga pun tak luput dilingkari strap karena titipan tetangganya yang tidak sempat berolahraga (hehehe…). Di lain sisi secara tidak langsung kehadiran teknologi ini akan mengedukasi setiap penggunanya sekaligus mengkampanyekan kepedulian akan energi yang terbarukan dan berkesinambungan (renewable and sustainable energy). Membayangkan kiranya bagaimana bentuk purwarupa (prototype) teknologi hybrid Gerak,Getar dan Surya (GerGetS) ini kita tunggu saja kemunculan sang perekayasa (the engineers) yang jika boleh adalah anak bangsa sendiri yang lebih membuat bangga kita memakai teknologi nya. Salam lestari.

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun