Mohon tunggu...
Dimas almasih
Dimas almasih Mohon Tunggu... Bankir - Dulunya vocalist

B aja

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Subjek yang Terkekang Menurut Simone de Beauvoir

10 Mei 2020   23:52 Diperbarui: 10 Mei 2020   23:44 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari the biography.com

Pada umurnya yang baru berusia 21 tahun, Simone de Beauvoir menjadi murid yang termuda saat mengikuti ujian filsafat di universitas paling tersohor di prancis, yakni Ecole normale superiuere. dan Dia lulus dengan nilai memuaskan.

Tetapi, sesudah de Beauvoir menguasai aturan-aturan yang terdapat pada ilmu filsafat, dia justru ingin mendobraknya.

De Beauvoir di didik dengan teori bentuk karya filsuf yunani kuno, Plato, yang menolak dunia fisik sebagai refleksi tidak sempurna dari kebenaran yang lebih tinggi serta idealisme yang tidak tergantikan.

Tetapi untuk dia, kehidupan duniawi ini sangat memikat, sensual, dan segala hal sangat statis. hasrat de Beauvoir untuk mengeksplorasi dunia fana sejauh mungkin akan membentuk hidupnya, dan yang akhirnya menginspirasi terlahirnya sebuah aliran filsafat baru yang radikal.

De Beauvoir selalu berdebat dengan pasangannya, Jean-Paul Sartre, ia mengeksplorasi keinginan bebas, hak, kehendak dan kewajiban, dan keutamaan yang berasal dari pengalaman pribadi.

Beberapa tahun sesudah berakhirnya perang dunia II, gagasan-gagasan ini mengerucut ke dalam sebuah aliran filsafat yang paling erat kaitannya dengan karya mereka berdua: EKSISTENSIALISME.

Ketika tradisi agama-agama kristen, yahudi, dan islam  mengajarkan bahwa manusia terlahir dengan adanya tujuan, De Beauvoir dan Sartre mengajukan alternatif yang sangat revolusioner. menurut kedua pasangan ini, manusia terlahir dengan keadaan bebas, serta hidup tanpa rencana apapun dari sang pencipta. namun bagi De Beauvoir bahwa kebebasan ini adalah berkah sekaligus beban.

Di dalam bukunya yang berjudul The Ethics of ambiguity, de Beauvoir menuliskan kewajiban utama manusia ialah menciptakan arti kehidupan kita masing-masing, dan melindungi kebebasan orang lain untuk bisa melakukan hal yang sama.

Mengutip perkataan dari De Beauvoir, "A freedom which is interested only in denying freedom, must be denied (kebebasan yang hanya tertarik dalam menolak kebebasan, harus ditolak)".

Filosofi ini  menantang murid-muridnya untuk bisa mengatasi ambiguitas dan konflik yang tercipta dari hasrat kita sendiri, baik itu dari dalam ataupun dari luar diri sendiri.

Dan seiring dengan pencarian tujuan hidupnya sendiri, dia mulai mempertanyakan: jika setiap orang berhak untuk bebas mencari arti lehidupannya sendiri, kenapa ia dibatasi oleh idealisme masyarakat tentang kaum wanita?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun