Mohon tunggu...
Ade Ns
Ade Ns Mohon Tunggu... -

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Jadi Orang NTT, Berat, Biar Kami Saja

22 Februari 2018   00:59 Diperbarui: 22 Februari 2018   02:36 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Adelina Lisao (sumber: theaustralian.com.au)

Kalo baca judul ini semua orang pikirannya ke Dilan. Tokoh fantasi ciptaan Pidi Baiq yang mampu menghipnotis remaja sampai orang tua jaman now. Lewat novel maupun film---Iqbal yang menurut saya tak layak jadi bad boy berstandar NTT---om Pidi Baiq sukses membuat orang-orang menciptakan aneka kalimat gombal ala Dilan.

Kalo seandainya om Pidi Baiq baca ini tolong maklumi saya om, rindunya Dilan itu belum tentu sama beratnya dengan kehidupan kami sebagai orang NTT. Keras. Bad boy secupu Dilan tidak akan kuat.

Ditengah kebanggan sebagai orang NTT karena putra-putri terbaik di ajang Indonesian Idol---Mona, Abdul, dan Marion---kami orang NTT juga harus menanggung duka akibat kepergian salah satu putri terbaik NTT, Adelina, TKW di Malaysia. Dia seorang manusia biasa, masih gadis (21 tahun), rambutnya kriting seperti orang NTT kebanyakan. Tapi diperlakukan seperti anjing di sana. Ditempatkan di kandang anjing dan meninggal karena---diduga---pengaiayaan dan kelaparan.

Tapi sebenarnya Adelina Lisao adalah satu dari sekian banyak TKI NTT yang meninggal di NTT. Bahkan dari dara tahun 2017 (bisa lihat di https://goo.gl/v94aLQ kalo tidak percaya) ada 62 orang yang meninggal. Woooow bukan?

Kalo liat jumlah orang yang meninggal ini saya jadi teringat apa yang dibilang Bapak Sekda NTT yang terhormat Frans Salem, SH. M.Si tahun lalu (tanggal 5 Januari di Tribun) bisa dibaca di https://goo.gl/Sr9DAH

"Tidak ada orang yang berdomisili di bawah kolong jembatan, tidak ada orang NTT yang setiap hari hanya minta-minta dan dalam jumlah banyak."

Yang dia bilang ini memang ada benarnya. Tapi bagaimana bisa sesama orang NTT ngemis? Masa ngemis ke sesamanya yang tidak punya juga. Ya daripada ngemis mending jadi TKI, apalagi pendidikan apa adanya---SD dan SMP---mau kerja apa? Berdasarkan data tahun 2014 TKW Malaysia berpendidikan SD sejumlah 2.729 orang (49,48 %) dan SMP 2.016 atau 36,55 % (sumber: https://goo.gl/T2UXZd).

Menjadi TKI memang menjadi pilihan terbaik demi masa depan (yang katanya) lebih baik. Bukan apa-apa, pendidikan kami di sana kualitasnya memang buruk dan diakui sendiri oleh Pak Mendikbud yang Terhormat Prof. Muhadjir Effendy (https://goo.gl/h8b3nh). Angka putus sekolah tinggi, sumber daya alam terbatas sedangkan kebutuhan hidup terus meningkat tanpa memberi pengecualian untuk orang NTT.

Pasti kalian akan bertanya "Tapi kan NTT punya potensi wisata yang luwar biyasah?"

Komodo yang sedang merana (sumber: thejakartapost.com)
Komodo yang sedang merana (sumber: thejakartapost.com)
Baiklah, mari kita lihat salah satu potensi NTT yang sedang buming beberapa tahun belakangan ini. PULAU KOMODO! Dan sekitarnya...Labuan Bajo tepatnya. Sampai saat ini sudah banyak homestay dan penginapan yang dimiliki oleh pihak asing. Sekalipun kepemilikan asing sudah dibatasi menurut peraturan ketenagakerjaan (baca saja di https://goo.gl/wsxeJh).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun