Malam yang dingin terjadi lagi, selama sekian hari masih seperti ini. Tanya itu menyeruak, meski jawab belum sempat menguak apa yang bisa terkuak. Mencoba teriak?! untuk apa ketika sama dengan menyingkap tabir diri yang hingga detik ini masih saja selimuti.
Hilir mudik sudah tidak terjadi lagi, sepi yang ada. Begitupun sunyi, menemani detik demi detik yang mana diikuti dua bola mata ini yang masih ingin terbuka, masih enggan memilih terpejam.
"Aku mengingatmu, juga tengah mengingatnya. Aku mencoba juga melepasmu untuk sebentar saja, meski itu tidaklah mudah."
"Aku mengingatnya, bukan atas dasar apa-apa. Hanya sekadar belajar memahami, pula mencoba menyadari.. bahwa hidupku, bukan hanya tentang kamu seorang saja."
"Aku kembali mengingatmu, entah kenapa.. hanya dalam hitungan detik teringat lagi tentang apa tentangmu itu. Lalu akupun melepasnya, selain aku berharap dirinya kini tengah terlelap."
Tentangmu, juga sedikit tentangnya, adalah apa yang kini tengah aku hadapi seorang diri. Entah sanggup atau justru tidak, tapi aku cukup percaya diri dengan irama rasa yang aku miliki.
Tentangmu, juga sedikit tentangnya, adalah apa yang harus aku telusuri di malam yang dingin juga sepi di detik ini juga. Aku akui, meskipun sunyi ini terjadi.. namun ramai akan segera menghampiri, olah pikirku akan kembali menari lagi, entah justru akan semakin menjadi-jadi.
Tentangmu, juga masih sedikit tentangnya, adalah manifestasi dari ragam gerak-gerik yang memang aku lakukan beberapa waktu terakhir ini. Kini, aku sendiri juga yang harus menentukan pilihan, eh.. maksudku jawaban, supaya tidak terjadi apa yang disebut keluhan, dan atau apa yang nama lainnya adalah bingung sendiri.
Peracikdiksi
Bandung, 08 Desember 2021
