Mohon tunggu...
Wahyu Ali J
Wahyu Ali J Mohon Tunggu... Penulis - Bebas

Life Path Number 11 [08031980]

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ketika Dulu, Lalu Kini, untuk Nanti yang Tengah Menanti

11 Juli 2021   17:04 Diperbarui: 11 Juli 2021   17:18 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Pixabay

Dulu... aku sungguh menyukai bunga, terkadang aku yang berinisiatif untuk mendekatinya. Sekali waktu, aku tentu menghampirinya, bahkan kemudian memetiknya.

Dulu... bukan hanya satu bunga, ragam bunga silih berganti. Ada yang sebentar, ada yang cukup lama, bahkan ada yang hanya satu hari saja bagi aku ini untuk menikmati harumnya bunga.

Dulu... aku memang dipertemukan, aku juga diperkenankan. Tidak pernah untuk sekalipun aku memaksakan, tidak juga untuk aku terlalu mengharapkan.

"Wangi itu bersemi, wangi itu berkenan mengikuti, bahkan wangi itu bersedia menuruti."

"Harum itu sungguh menyadari, bahkan mengakui, bahwa aku ini tidak pernah
mengusung egoku sendiri, untuk apa yang sejatinya bukanlah mesti."

Semenjak kemarin, entah seminggu yang lalu atau sebulan terakhir, bahkan bisa jadi lebih dari setahun kemarin, aku mulai menyadari lalu membatasi diri ini.

"Bukannya apa-apa, aku takut! enggan mengulangi."

"Apakah salah sadar diri? apakah salah mencoba memperbaiki diri?"

"Ragam bunga itu tersakiti, aku jelas telah menyakiti. Ragam bunga itu terluka, aku hadirkan nestapa, aku membuat ragam bunga itu merugi."

Apa yang sudah terjadi, mana bisa di siasati. Apa yang sudah terjadi, bukti aku ini belumlah mawas diri. Apa saja uji yang sudah aku lewati, adalah cerminan aku ini sebagai pribadi, terlalu sering merasa paling benar sendiri.

Kini adalah kini, kini untuknya nanti. Kini wadah yang aku miliki bukanlah hanya tentang ingin, satu wadah kini yang lebih baik bagi diri ini akan memiliki fungsi untuk merendahkan diri, bukan kian lupa diri dari apa saja yang sebaiknya.

"Ragam bunga yang baru nan segar, masih saja bermunculan, bahkan bertumbuh pun bermekaran. Aku butuh mampu merendahkan diri, tanpa ingin untuk menyentuhnya, tanpa niatan mencium harumnya, apalagi untuk memetiknya."

Bandung, 11 Juli 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun