Demi menjaga konsistensi itu, memang tidak mudah. Ada pasang surut yang membuat saya justru terkadang merasa takut, berbarengan dengan semangat yang perlahan menciut.
"Takut terkenal, adalah salah satu diantaranya. Hehehe..."
"Jelas menciut, karena kepincut dengan yang lainnya. Hehe lagi..."
Pengalaman, menghasilkan ragam kenangan. Pengalaman, mengajarkan bersentuhan. Pengalaman berkenan menunjukkan benang merah, pengalaman juga mempertegas, supaya lebih sanggup untuk mencoba lebih ramah.
Menulis awalnya hanya mimpi, menulis awalnya tidak lebih dari sekadar basa-basi. Menulis, kini jadi salah satu hobi yang berarti, satu kesenangan yang sangat layak untuk ditekuni.
Mengenai statistik, itu hanya angka. Angka demi angka yang terkadang saya enggan untuk merubahnya, hanya angka yang ternyata itulah kadar kemampuan saya hingga saat ini.
"Hanya angka, yang sebenarnya sudah memberikan gambaran demi gambaran, untuk langkah kedepannya."
Terima kasih, mengenalkan saya dengan dunia literasi. Terima kasih, mengajarkan saya ragam sisi yang bisa saya pelajari. Terima kasih atas apa saja yang bisa saya baca, untuk kemudian bisa saya garis bawahi.
Akal tidak akan pernah mati, selama membaca adalah salah satu kebutuhan diri.
Akal akan semakin memahami kualitas diri sebagai pribadi, dengan banyak membaca untuk kemudian menjalani.
Pikir yang sanggup berkolerasi dengan isi hati, akan mengasah intuisi untuk lebih percaya diri akan apa saja yang akan menjadi titik-titik pasti.
"Kecakapan menulis bisa terasah, dari bawah lalu ke tengah dengan cara menambah wawasan. Tidak mesti ada di atas, sebab bagian terpentingnya adalah menuju mampu untuk berpikir lebih luas, berkat dari menulis dan membaca."
Salam silaturrahmi
Bandung, 15052021