Mohon tunggu...
Wahyu Ali J
Wahyu Ali J Mohon Tunggu... Penulis - Bebas

Life Path Number 11 [08031980]

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tentang Dia, yang Ternyata...

18 November 2020   14:27 Diperbarui: 18 November 2020   14:29 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Diolah penulis dari Pixabay


Awal kita bersua, kita berdua merasa biasa-biasa saja. Bertemu lewat maya yang memberi warna baru yang ternyata ada seru, lucu, pun malu-malu. Ya! malu-malu yang tengah mencoba menemukan titik temu.

Kemudian kembali berjumpa di suatu ketika, yang tentu masih merasa cukup lewat maya saja. Tidak ada suara, hanya cerita yang terwakili sekumpulan kata demi kata yang kita berdua maknai, lalu menjadi makna yang ternyata memang betul bermakna.

Hari demi hari kita lalui dengan sekali waktu bertegur sapa. Berupaya untuk bisa lebih peka membaca setiap kata yang tersusun menjadi kalimat, serangkaian kalimat yang ibaratnya adalah pengusir penat yang terkadang merapat.

"Hai kamu, apa kabar? ada kurang lebih satu minggu, kamu tidak mengunjungiku dengan celotehmu itu yang mulai bisa mengenali inginku." Ujarmu di percakapan yang sifatnya pribadi.

"Mohon maaf, ada beberapa hal yang harus aku urus. Mohon maaf, baru bisa mengunjungimu." Balasku untuknya menggunakan media percakapan.

"Kabarku baik, sehat pula. Bahkan aku tengah menikmati bahagia." Masih penjelasanku untuknya, yang selama kurang lebih satu minggu terakhir ini belum sempat aku sapa.

"Syukurlah, kabarmu baik dan sehat. Kabar aku juga baik kok, sehat juga. Hanya saja, ada sesuatu yang kurang atau mungkin saja hilang! beberapa hari terakhir ini." Ujarnya lagi, yang tentu ditujukan untukku.

"Syukur alhamdulillah, sehat dan semangat terus ya! menjalani setiap hari yang adalah milikmu." Balasku kemudian, yang merasa lega akan kabarnya yang baik-baik saja.

"Kamu! selalu saja begitu. Sedari awal aku mengenalmu hingga hari ini, selalu menyemangatiku menjalani setiap hari yang aku miliki." Balasnya yang membuatku semakin merasa lega adanya.

"Hei kamu! untuk sekali waktu, tugasku memang begitu. Kamu kan seorang pribadi yang aku kenal, meski memang hanya lewat maya." Sekumpulan kata dariku yang aku ketik untuknya.

"Maksudmu?!" Dia yang kemudian balik bertanya, sebab mungkin ada sedikit tertera yang merasakan penasaran.

"Aku bukan seorang pribadi yang baik, aku butuh belajar untuk menjadi seorang pribadi yang baik. Salah satunya dengan mencoba berbuat yang semoga adalah baik, teruntuk siapa saja yang memang berkenan kenal denganku." Penjelasanku untuknya.

"Terima kasih ya. Kiriman kata semangat darimu, sangat berarti untukku." Tuturnya yang detik ini juga langsung aku baca.

"Santai saja, tidak perlu berterima kasih. Justru aku yang berterima kasih, kamu berkenan kenal denganku." Tuturku yang ternyata langsung dia baca juga.

Percakapan aku dengannya yang tidak perlu aku sebutkan namanya. Percakapan aku dan dirinya, yang masih berlangsung dan terus sambung-menyambung ke percakapan yang berikutnya.

Aku perhatikan, ada sekitar dua jam lamanya. Percakapan aku dan dirinya masih saja berlanjut, masih membahas yang kemudian cukup melebar ke satu dan lain hal, yang memang mengalir dengan sendirinya.

"Sekitar satu minggu lamanya tidak bersua melalui jalur maya, logikanya kan hanya sepekan. Ada apa gerangan? kenapa yang seolah dirinya mulai muncul menghindari berjauhan?" Gumamku sendiri, yang sedikit mencoba juga memahami percakapan kami berdua hari ini.

"Hei kamu! kasih tahu aku kalau kamu sudah punya cukup banyak waktu luang. Aku ingin bertemu, aku yang akan datang untuk mengunjungimu." Ketikan tangannya yang muncul di layar percakapan. Ketikan darinya yang aku maknai, mewakili kejujuran perasaan.

Quotes Dua Sisi:

Di detik kesekian, bisa saja menyukai. Di detik kesekian, bisa saja mengalami perubahan. Di detik kesekian, sangat mungkin terwujud persamaan. Di detik kesekian pula, bersiaplah ketika tiba saatnya kehilangan yang akan meninggalkan.

Salam Fiksiana DS 18 November 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun