Nina dan Nano adalah sepasang kawula muda yang sudah tergerak untuk menjalani hidup bersama membina jalinan rumah tangga. di tahun 2020 yang tepatnya adalah di bulan maret, rencana pernikahan mereka semestinya akan bisa terlaksana.
Nina masih kuliah di salah satu universitas terkemuka. Sementara Nano, sudah bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa.
Mereka berdua mengambil langkah untuk melangsungkan pernikahan, karena mereka sadar sepenuhnya... bahwa kurang bijak bilamana terlalu lama berhubungan, namun tanpa kejelasan tujuan.
Nina dan Nano memutuskan untuk naik ke pelaminan, seiring restu dan doa dari dua belah pihak keluarga. "pernikahan akan menjadi titik awal perjalanan menjalani kehidupan sebagai dua insan yang ditakdirkan menjadi pasangan." Ujar Ayah Nina.
"Jalani, nikmati, syukuri... apapun nuansa dan warna-warni pernikahan kalian. Menjalani biduk rumah tangga itu tidaklah mudah, jagalah pernikahan kalian dari apa yang mungkin saja akan menjadi satu dan lain hal yang salah langkah." Ibu Nano memberikan wejangan.
Agenda pernikahan sudah ditentukan tanggalnya yang sesuai kesepakatan, namun... rencana tinggallah rencana, karena secara tetiba! Virus corona hadir menyapa dunia.
Agenda pernikahan yang sudah siap sedia, jadi tertunda untuk sementara gegara pandemi yang satu ini. Atas dasar demi saling menjaga dari dampak buruk pandemi yang mulai menakuti.
Dampak lain yang terjadi, Nano dirumahkan untuk sementara waktu dari tempat kerjanya. Nina harus mengikuti kelas kuliah secara online, karena pihak universitas jelas-jelas mengikuti aturan terkini yang dikeluarkan pihak pemerintahan yang mengatasnamakan salah satu bentuk penanganan virus corona agar tidak meluas yang seolah-olah terbang bebas.
Tapi... selalu ada hikmah dari apapun yang mungkin saja dinamakan musibah, atau katakanlah kejadian yang merupakan kejutan, yang kehadirannya tanpa ada pengumuman atau pemberitahuan terlebih dahulu.
Kuliah Nina secara online, cukup dilancarkan. Sementara Nano, meski untuk sementara waktu dirumahkan... masih tetap bisa mengupayakan satu dan lain hal yang bisa menghasilkan pendapatan yang bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari juga dimana sebagiannya lagi bisa ditabungkan untuk keperluan jangka panjang.Â
"Selama masih bisa bernafas dan berpikir sehat, upayakan apa yang bisa diupayakan. Tanpa terkontaminasi merasa sulit berupaya."Â Bisikan hati Nano sebagai bentuk penyemangat bagi dirinya sendiri sebagai laki-laki yang akan menjadi seorang suami.