Mohon tunggu...
Ridwan Ali
Ridwan Ali Mohon Tunggu... Freelancer - Me Myself and I

Baiklah, kita mulai. Ceritanya, lanjutannya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Hai... Namaku Bomat

2 Juni 2020   15:37 Diperbarui: 2 Juni 2020   15:57 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: pixabay.com


Nama aslinya entah siapa, namun orang-orang biasa memanggilnya dengan sebutan Bomat. Anggap saja "Nickname" yang cocok untuk sesosok anak kecil yang apabila pernah mengenyam pendidikan di sekolah, dia baru kelas empat SD.

Di masa kecil menuju remaja yang baru hendak beranjak di usia sebelas tahun, dia sudah berkutat dengan yang namanya kehidupan yang cukup pekat dengan keadaan yang semestinya tidak dialami seorang anak kecil seusianya.

Hidup sebatang kara sudah biasa, orang tua entah dimana. Punya kakak ataupun adik kandung, mana dia tau... toh hidupnya selama ini terkatung-katung yang cukup beruntung masih ada yang berkenan menampung.

Lingkungan sekitar yang selama ini ditinggalinya, terang saja membuat terkadang pikirannya berputar-putar menentukan apa yang semestinya dia kejar, yang akan bisa menghantarkannya ke masa depan yang bukan warna pudar yang bisa saja membuatnya terkapar.

Ada kegelisahan yang menjalar, ada ketakutan yang membuat berdebar-debar perasaan... namun sesuai usianya, nalarnya belum bisa dioptimalkan. Getir yang sempat bergetar, dibawanya santai di tengah-tengah hiruk pikuk keramaian.

Sempat isi hatinya berujar... "Alangkah beruntungnya mereka yang tidak perlu berandai-andai merasakan kasih sayang orang tua juga saudara yang seutuhnya."

Anak kecil seusianya memang masih dalam tahap belajar. Mencoba menghindar dari hal-hal yang tidak benar, bukan perkara gampang di lingkungan yang tanpa sosok panutan yang bisa mendidiknya meraih kepintaran, kecerdasan, juga kepekaan akan satu dan lain hal yang berkenaan dengan perjalanan mengarungi alur kehidupan yang tidak akan standar dan datar-datar saja.

Mampu membaca dan menulis, itupun karena sempat ada yang peduli mengajarkannya ilmu pengetahuan dasar yang benar, sebagai modal untuknya bersosialisasi di banyak ragam situasi.

"Edukasi dasar yang minimalnya bisa membaca menulis dan berhitung... adalah salah satu faktor penting bagi siapapun yang akan mencoba berupaya meraih mimpi dengan cara mandiri yang mampu berdiri sendiri." Begitulah ujar dari yang sempat peduli kepada Bomat yang masih kecil.

Bomat kecil, masih sedang berjuang... beradaptasi dengan kondisi apapun yang terjadi, menyikapi situasi tanpa mesti banyak bertanya yang cukup dijalani saja yang semoga bisa menghadirkan raut wajah bahagia yang akan bisa membuat lega, seiring waktu yang akan membuatnya semakin matang pun dewasa menjalani rupa-rupa suasana.

Pernah sekali waktu tetangganya bertanya, "Hei Bomat... siapa yang memberimu nama? Nama yang aneh tapi unik sih."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun