Mohon tunggu...
Ridwan Ali
Ridwan Ali Mohon Tunggu... Freelancer - Me Myself and I

Baiklah, kita mulai. Ceritanya, lanjutannya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Gadis Manis

29 Mei 2020   12:48 Diperbarui: 29 Mei 2020   12:45 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: pixabay.com


Seorang gadis manis yang bersahaja sedang duduk sendirian, bercengkrama dengan dua hingga tiga tema tanya. Tentang kapan, siapa, dan dimana akan menemukan seorang tambatan yang akan bisa meneduhkan kegundahannya menjadi untaian doa yang terkabulkan.

Duduk di bebatuan sembari menikmati panorama pemandangan yang hadir dihadapan. Meski secuil keresahan melintasi sela-sela pemikiran yang terbalut rasa penasaran, pun suasana hati yang kini menari-nari mencari titik temu untuk bertemu gerangan yang selama ini hanyalah sekadar bayangan.

Melamun dan hanya terdiam tanpa upaya, bukanlah jawaban. Mencoba mencari yang lalu menemukan jawaban akan beberapa macam kegelisahan, adalah upaya yang saat ini gadis manis lakukan, ditemani percikan-percikan air terjun yang berhamburan.

"Aku bukanlah seorang putri yang hidup nyaman dan berkelimpahan, namun aku tahu dan mengerti bagaimana caranya menjaga kepercayaan seseorang yang tulus mengasihi juga menyayangiku." Gumamnya di beberapa detik yang kesekian.

Keheningan alam membawanya bisa berpikir tenang juga nyaman. Suasana yang sanggup hadirkan kesegaran beserta bulir-bulir pencerahan yang membuatnya bisa lebih berdamai dengan keadaan.

Merindu akan hadirnya seseorang yang seja mengajak lalu membawanya berpetualang meraih impian, adalah kebutuhan gadis manis yang kini masih sendirian... yang entah akan sampai kapan menanti bayangan-bayangan kebahagiaan yang akan berganti rupa menjadi kenyataan yang sejatinya adalah benar kebahagiaan.

"Hidup ini indah dan menyenangkan, namun akan lebih baik pun lebih bermakna... bilamana ditemani seseorang yang bisa tepiskan kesepian dari keseharian yang aku jalani selama ini." Kembali gadis manis bergumam yang lagi-lagi di detik yang kesekian.

Saat ini... pepohonan, dedaunan, tak ketinggalan rerumputan yang kerap kali menemani hari-hari. Para saksi bisu yang begitu setia memanjakannya menghibur suasana hati dan pikirannya. Begitupun semilir angin dan tentunya gelitik cantik syair air terjun yang sekian lama mampu membuat gadis manis tersenyum menikmati kesendirian yang baginya tetaplah menawan pun berkesan.

"Aku akan menunggumu hingga kita bersua di satu cerita rasa yang akan bergulir, mengalir, terlahir bahagia hingga tutup usia kita." Gumamnya yang terakhir, dari gadis manis yang bersahaja.

Ridwan Ali 29052020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun