Mohon tunggu...
Sejati
Sejati Mohon Tunggu... Buruh - Hidup adalah bentuk cinta paling Liar~

Bukan penulis, melainkan seseorang yang menulis. Karena dengan menulis kita menghargai kata kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tragedi Kopi di Warung Harapan

21 Juli 2019   14:45 Diperbarui: 21 Juli 2019   14:51 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pinterest.com 

Ia akan pergi ke warung kopi harapan
Menitipkan kenangan kepada rokok eceran
Antara kopi dan harga diri
Lalu ia memesan kopi kepada pelayan
"Mbak, kopi kangen satu tak pakai jarak dan waktu. Buat candu saja"
Ia menunggu sambil berbincang waktu
"Silahkan, ini kopinya terbuat dari biji ingatan dan diseduh dengan air mata"
Ia sempatkan doa sebelum meminumnya
"Ah, jika kau tak melacurkan harga dirimu untuk menghasilkan harta dan kepuasan mungkin kau akan menemaniku menyesap kopi kasbon ini"
Ia membayar kopi dengan luka
Tak mengharap kembalian karena itu pantas ia ikhlaskan
"Cepat menemui bahagia, semenjak kau terluka warung ini sepi karena tak melihat bahagia bersemai di lubuk hatimu. Berusahalah"
Kemudian ia pulang dengan kehabisan kata kata karena semua cinta telah kalah dengan bergelimangan harta

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun