Mohon tunggu...
Anggriawan Nova P
Anggriawan Nova P Mohon Tunggu... -

Nothing special from Me. . =)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadikan Anak Berpikir Kritis, Kreatif, Problem Solver

30 November 2010   02:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:11 13678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

15. Peristiwa-peristiwa yang berurutan. (Brain Based Learning, 2008: 280)

Beberapa tokoh telah memberikan sumbangan ide dalam meningkatkan kemampuan berpikir ktitis. Interaksi dari peserta didik tersebut juga dapat memberikan peran penting dalam melibatkan aktivitas berpikir pada diri peserta didik. Interaksi dengan lingkungan baik itu lingkungan alam, sosial, maupun budaya dan interaksi dengan teman sejawatnya. Hal ini, dikarenakan pengalaman yang terjadi cenderung memberikan masukkan yang berdampak baik positif maupun negatif dalam diri individu untuk memecahkan masalah yang ada. Kemampuan berpikir kritis ini tidak dapat diartikan sebagai problem solving, karena kemampuan memecahkan masalah itu sendiri hanya bagian dari kemampuan berpikir kritis.

Sistem pembelajaran yang bersifat menghafal, di rasa kurang efektif untuk peserta didik. Menghafal pada dasarnya, hanya untuk jangka waktu pendek. Ketika satu minggu berlalu, maka peserta didik perlu mengingat kembali. Dengan pembelajaran yang bersifat menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi suatu masalah, maka menjadikan peserta didik berpikir kritis untuk memecahkan masalah tersebut. Hal ini, menuntut perhatian pendidik. Diharapkan pendidik dapat selektif dalam memilih soal sehingga pola pikir anak didiknya berkembang.

Cara penilaian dengan telaah yang lebih dalam, mendorong peserta didik untuk belajar secara lebih bermakna daripada sekedar hanya menghafal. Jadi, pertanyaan yang diberikan pendidik harus ditelaah lebih dalam seperti penerapannya dalam kehidupan, contoh-contoh dari materi pelajaran, dan lain-lain. Ini akan lebih meningkatkan peserta didik berpikir kritis daripada guru memberikan pertanyaan yang jawabnya dapat dengan mudah dicari di buku-buku sumber.

Dalam pembelajaran pendidik lebih memusatkan pada pemberian pengertian-pengertian atau konsep-konsep kunci yang fungsional akan mendorong peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir mereka. Pembelajaran seperti ini akan menantang bagi peserta didik untuk merumuskan kesimpulan-kesimpulannya secara mandiri.

Selain kemampuan berpikir kritis, pendidik harus mengimbangi dengan meningkatkan perkembangan bahasa peserta didik. Hal ini tak terlepas dari kemampuan berpikir dipengaruhi oleh bahasa yang dimiliki oleh peserta didik. Dengan meningkatkan kemampuan bahasa, berarti pendidik juga meningkatkan pola pikir kritis peserta didik. Keterampilan bahasa ini berhubungan dengan menyampaikan pikiran peserta didik tersebut. Selain menekankan pada keterampilan bahasa diperlukan pula rasa percaya diri yang cukup. Pendidik memberikan motivasi agar menambah kepercayaan diri. Disamping itu, pendidik juga perlu memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengungkapkan pikirannya. Apabila keterampilan berpikir kritis sudah dapat dilaksanakan maka akan menjadi hal yang cukup mudah untuk mengkomunikasikan pikirannya ini. Hal ini karena idenya sudah terkonsep.

Ternyata tak cuma intelegensi anak saja yang kini harus dimiliki berpikir kreatif pun tak kalah bergunanya. Berpikir kreatif haruslah dikembangkan sejak dini pada diri seorang anak. Peran utama orang tua dan guru haruslah sinergi dalam memberikan rangsangan kepada anak mengembangkan cara berpikir kraetif.

Makna kata berpikir kreatif sendiri sesungguhnya berkisar pada persoalan menghasilkan sesuatu yang baru dari hasil berpikirnya. Suatu ide atau gagasan tentu lahir dari proses berpikir yang melibatkan empat unsur berpikir: alat indera; fakta; informasi; dan otak. Arti kata berpikir kreatif di sini harus diarahkan pada proses dan hasil yang positif, tentu untuk kebaikan bukan untuk keburukan. Berpikir kreatif juga perlu dibenturkan dengan kesesuaian, konteks dengan tema persoalan, nilai pemecahan masalah, serta bobot dan tanggung jawab yang menyertainya. Dengan demikian, tidak setiap kebaruan hasil karya dapat dengan serta-merta disebut kreatif. Yang dimaksud tanggung jawab di sini adalah landasan konseptual yang menyertai karya tersebut.

Terdapat beragam definisi yang terkandung dalam pengertian berpikir kreatif. Menurut yang bersifat inovatif, berdaya guna, dan dapat dimengerti. Definisi senada juga dikemukakan oleh Drevdahl. Menurutnya, kreativitas adalah kemampuan seseorang menghasilkan gagasan baru, berupa kegiatan atau sintesis pemikiran yang mempunyai maksud dan tujuan yang ditentukan, bukan fantasi semata.

Di dalam makna berpikir kreatif untuk menyebut suatu karya baru atau kebaruan yang diutamakan adalah aspek kesegaran ide dalam karya tersebut, bukan sekadar ulangan atau stereotip. Kreatif bisa juga ditinjau dari nilai orisinalitas dan keunikan cara penyampaiannya; bisa juga merupakan sebuah alternatif "cara lain", walau inti pesan sebenarnya tidak berbeda dengan apa yang pernah ada sebelumnya.

Berpikir kreatif dapat juga diukur dari nilai efektivitas atau kualitas pencapaiannya. Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani dalam buku At-Tafkîr (1973) memberikan contoh, bahwa berpikir tentang kebenaran dapat merupakan proses berpikir kreatif (menggagas pemikiran baru). Contoh: berpikir untuk menghasilkan sebuah pemikiran (baru), kemudian mengkaji kesesuaiannya dengan fakta hingga pemikiran itu sesuai dengan fakta yang ditunjukkannya. Jika sesuai maka pemikiran itu merupakan kebenaran; jika tidak sesuai maka wajib dilakukan pengkajian terhadap kebenaran, yaitu pengkajian terhadap pemikiran yang sesuai dengan fakta yang ditunjukkan pemikiran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun