Mohon tunggu...
Anggriawan Nova P
Anggriawan Nova P Mohon Tunggu... -

Nothing special from Me. . =)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadikan Anak Berpikir Kritis, Kreatif, Problem Solver

30 November 2010   02:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:11 13678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu tujuan dari pendidikan adalah mampu menjadikan anak kritis baik dalam berpikir kritis dalam menyelesaikan atau memecahkan permasalahan maupun kemampuan mengkomunikasikan atau menyampaikan pikirannya secara kritis. Kenyataannya pelaksanakan pembelajaran kurang mendorong pada suatu kemampuan berpikir kritis. Dua faktor penyebab berpikir kritis tidak berkembang selama pendidikan adalah kurikulum yang umumnya dirancang dengan target materi yang luas sehingga pendidik lebih terfokus pada penyelesaian materi dan kurangnya pemahaman pendidik tentang metode pengajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis (Anderson et al., 1997).

Menjadikan pemikiran baru oleh para pendidik untuk mengoptimalkan kemampuan peserta didiknya terutama dalam hal berpikir secara kritis. Kemampuan berpikir kritis ini akan memberikan arahan dalam melaksanakan pekerjaan dan berpikir. Lebih dari itu, berpikir kritis membantu dalam mengkaitkan suatu pokok permasalahan dengan lebih akurat. Untuk mencapai suatu pendidikan yang mampu menjadikan anak berpikir kritis diperlukan keterbukaan dari semua pihak.

Kemampuan anak berpikir kritis adalah dengan mengembangkan kemampuan intelektualnya. Dalam kaitannya dengan kemampuan intelektual, Bloom memberikan sumbangan ide yang cukup bermakna dalam kemampuan intelektual ini, yaitu membagi kemampuan intelektual dari tingkatan yang sederhana menuju tingkatan yang komplek antara lain pengetahuan atau pengenalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kemampuan dalam menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi pada taksonomi Bloom merupakan tingkatan keterampilan yang lebih tinggi. (Cotton, 1991).

Melalui kemampuan intelektual maka diperlukan aktivitas-aktivitas dalam membentuk suatu kegiatan yang mengasak kemampuan anak untuk berpikir kritis. Berpikir kritis dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan seperti : memperhatikan suatu topik persoalan secara detil dan menyeluruh, melakukan identifikasi pada kecenderungan dan pola seperti mengidentifikasi suatu persamaan dan perbedaan dari sisi permasalahan tersebut, mengulangi kegiatan pengamatan(observasi) untuk memastikan tidak ada sesuatu yang terlewatkan, memahami informasi yang didapat dari berbagai sudut pandang, memilih solusi-solusi yang sesuai secara obyektif, dan mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dari solusi yang dipilih.

Eric Jensen merincikan beberapa keterampilam yang harus ditekankan pada tingkat abstraksi sebagai bagian dari perkembangan dalam mengajari kemampuan memecahkan masalah dan berpikir kritis, yaitu :

1. Mengumpulkan informasi-informasi dan sumber-sumber yang berguna.

Suatu informasi yang diperoleh akan berguna padi seseorang untuk melakukan upaya mengganggulangi atau mengatasi dampak-dampak negatif dari suatu permasalahan.

2. Mengembangkan fleksibilitas dalam bentuk dan gaya

Pengolahan informasi yang diperoleh dalam berbagai bentuk dan melibatkan beberapa sudut pandang.

3. Mempertanyakan pertanyaan-pertanyaan berkualitas tinggi

4. Menimbang bukti sebelum menarik kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun