Mohon tunggu...
Awaludin Rauf Firmansyah
Awaludin Rauf Firmansyah Mohon Tunggu... Teknisi - Educate Yourself - Penggemar Sepak Bola, Sejarah, dan Seni

Just Sharing

Selanjutnya

Tutup

Bola

Lini Lapangan Hijau, Tatkala "Mesin" Bernama Liverpool Mulai Kehabisan Bahan Bakar

6 Maret 2020   02:35 Diperbarui: 6 Maret 2020   02:39 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pritt.. Prit... Prit ... Wasit Chris Kavanagh akhirnya meniup peluit panjang jalannya laga putaran kelima FA Cup yang mempertemukan Chelsea dengan Liverpool. Hasilnya the blues unggul 2 gol atas tamunya dari merseyside dengan Willian dan Ross Barkley masing-masing menceploskan satu gol ke gawang (calon) juara Liga Primer Inggris tersebut. 

Oke, disini saya tak akan membahas soal kelolosan Chelsea ke 16 besar maupun performa cemerlang wonderkid Chelsea, Billy Gimour. Namun, sesuatu yang membuat saya sedikit heran terkait penampilan Liverpool yang cukup berbeda ketimbang di bulan-bulan sebelumnya. 

Sejak kalah dari Atletico di madrid pada leg pertama 16 besar Liga Champions, sepakbola dengan gegenpressing dan strategi brilian ala Jurgen Klopp seolah luntur dan malah menimbulkan celah yang dapat dimanfaatkan pemain lawan. 

Walhasil dalam tiga pertandingan setelahnya, termasuk yang terkini melawan Chelsea, baik Alisson maupun Adrian total telah memungut tujuh bola dari gawang the kop. 

Sedangkan barisan penyerang yang dikenal cukup gacorr (tapi ga segacorr punya Atalanta, PSG, Bayern lho ya) dalam membobol gawang lawan, hanya dapat mengemas tiga gol, itupun dari satu laga yakni ketika comeback melawan West Ham di Anfield. 

Hasil-hasil minor tersebut resmi menggugurkan kesempatan Liverpool dalam meraih trofi emas Premier League atas pencapaian tak terkalahkan dalam semusim dan juga menyamai pencapaian Manchester United akan Treble Winners legendarisnya tahun 1999. Pertanyaannya, apakah Liverpool hanya tak hoki ataukah memang mulai kehabisan bahan bakar ?

Apabila dicermati baik-baik, dari pertandingan melawan Atletico, terlihat bahwa Liverpool cukup kesulitan dalam membongkar pertahanan lawan yang menumpuk hampir semua pemain nonkipernya di area pertahanan. 

Beberapa kali bahkan kesalahan bek dan serangan balik nyaris dapat dimaksimalkan oleh Atletico untuk dapat menambah gol kegawang Alisson. Kekalahan dengan margin 1 gol tersebut menjadi kekalahan pertama Liverpool di tahun 2020. 

Selanjutnya, ketika melawan West Ham di kandang, kubu the reds juga kembali menderita gol lewat skema bola mati, seperti hal nya menghadapi Atletico, pun juga ketika gol kedua yang dicetak Pablo Fornals, bek Liverpool seperti tak fokus ketika dengan mudahnya umpan crossing pemain The Hammers bisa dengan mudah dikonversi menjadi gol. 

Beruntungnya, Liverpool masih bisa meraih tripoin dengan blunder Fabianski dan gol dramatis Sadio Mane. Permainan Liverpool kembali menjadi sorotan ketika harus takluk tiga gol tanpas balas di kandang tim peringkat tujuh belas, Watford yang memupus 44 laga nirkekalahan The reds. 

Selain lini serang yang tak berkutik di hadapan duo bek sentral Catchart dan Kabasele, lini pertahanan Liverpool yang digawangi Lovren dkk juga disorot karena menimbulkan celah untuk serangan balik yang berujung gol Ismaila Sarr dan Blunder Alexander Arnold untuk gol ketiga yang dicetak Troy Deeney. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun