Mohon tunggu...
Awal Nur Afdal
Awal Nur Afdal Mohon Tunggu... Penulis - Awal Nur Afdal

Awal Nur Afdal lahir di Bantaeng 11 Mei 2002, saat ini sedang fokus belajar menulis dan menambah pengetahuan di Balang Institute

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tidak Menemukan Keuntungan dalam Perantauan. Basri Kehilangan Istrinya

10 Oktober 2021   02:06 Diperbarui: 10 Oktober 2021   05:58 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
poto saat jenaazah hamsinah diterawang FG : Awal nur afdhal

Menyambut hari lebaran idul Adha, puluhan orang berkumpul dirumah Samiang. Orang-orang itu tengah menunggu kedatangan Basri dari Malaysia yang merupakan anak bungsu kedua dari Samiang. Basri berangkat dari Malaysia saat masih berusia 19 tahun. Setelah lulus Madrasah Alia, basri  dipanggil oleh  teman dan juga omnya yang sudah merantau ke Malaysia sejak akhir 2010.

Malam  itu orang-orang berdiri  dekat kaki tangga rumah panggung dengan  menyelempang sarung. Terlihat pancaran lampu mobil dari arah barat, cahaya lampu itu adalah pancaran lampu mobil panter yang ditumpangi Basri. Muka samiang berseri-seri melihat mobil semaakin mendekat kearah rumahnya.

Basri mengurungkan niatnya untuk merantau sejak tahun 2011 dan baru pulang kekampung  halaman akhir 2019. Kebahagiaan tidak hanya dirasakan oleh keluarga basri, kebahagiaan serupa juga dirasakan oleh para tetangga yang turut menyambut. Semua berlomba saat Basri membuka carrier dengan mengeluarkan dua bungkus besar milo sebagai buah tangan dari kuala  lumpur.

Selain ingin bertemu keluarga  dan menyambut hari raya. Basri yang sudah berumur 28 tahun berencana  akan segera menikah sebelum Kembali ke perantauan. Sayang seribu sayang, selama 9 tahun merantau, Basri hanya membawa uang sebanyak 18 juta. Kebahagiaan Samiang karna telah bertemu anaknya Kembali akan diperpahit.

Basri punya lahan perkebunan yang dia kelolah sambil bersekolah dulu. Lahan tersebut rencana akan Basri jual, sebab Samiang yang merupakan orang tua Basri hanya mendapat hasil bumi yang sama sekali tidak bisa mencukupi untuk mengawinkan anaknya. 

Berangkat dari hal itu,  Basri akhirnya menjual lahannya tersebut kepada Sahiruddin kakak saudaranya sendiri. Lahan seluas 13 are terjual 60 juta diluar dari pohon  kayu. 

Pohon kayunya dia jual ke syamsuddin yang juga merupakan saudaranya, pohon kayu tersebut dijual dengan harga 25 juta yang terdiri dari pohon mahoni, suryan dan kayu colo'.

Dua bulan setelah menikah, Basri Kembali ke Malaysia untuk merantau bersama istrinya. Dia menemani istrinya yang sedang hamil  mudah. "lampasse'loromma'. Lampa tawwa boya-boya bara kulleja baung ballak" saya pergi dulu mama, pergi kerja supaya nanti saya bisa buat rumah.  Kata Basri kepada Samiang saat menunggu mobil yang akan mengantarnya ke Bandara Sultan Haanuddin. "upa'minjo tawwa kamminro jako na le'ba' mako pole nipa'bunting" sykurlah karna kamu telah pulang dan sudah menikah. Jawab samiang.

Perlahan mobil Avanza semakin menjauh meninggalkan Boronginru'. suasana dirumah samiang Kembali hening. Dengan perasaan terpukul, samiang mengikhlaskan anaknya untuk merantau Kembali  dengan harapan bisa pulang nantinya dan bisa mendapatkan apa yang anaknya cita-citakan.

Seminggu setelaah Basri sampai di Malaysia, Samiang meminjam salah satu HP tetanggga, "telponganga Basri" telfonkanka Basri. Kata samiang kepada Sohra yang yang baru-pulang menjar di sekolah TK. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun