Mohon tunggu...
Amrullah Aviv
Amrullah Aviv Mohon Tunggu... -

Berusaha untuk bisa lebih dewasa dalam melihat fenomena kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

PKS Lawan KPK, Masa sih, Enggak ahh . . .

10 Mei 2013   09:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:49 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tadi pagi pas liat facebook di HP ehh ternyata yag mucul statusnya kawan Hendra Ehenmaru, dan statusnya bikin saya ketawa . . .he he .. (entar kawan2 baca, juga ketawa paling).  Dan ini cerita cuma iseng kok tapi rasional juga . . . (ceritanya gini :

Tamu : Selamat Malam
Tuan Rumah : Selamat Malam juga, ada yang bisa kami bantu?
Tamu : Saya Mau Menyita Motor anda
Tuan Rumah : Boleh, Silakan... ada Surat Penyitaannya?
Tamu : Gak Ada, Nanti Menyusul
Tuan Rumah: BUAAAAAKKKK!!! (mukul pake Panci)
Tamu : Adduuuhhhh, kenapa Kok mukul saya?!!!! Saya dari KaahPeeeehkaaah! Anda menghalangi Proses Hukum!!!
Tuan Rumah : Maaaaappp, Saya kira anda maling, yang pakai modus penipuan... habis gak mirip sama petugas hukum....
Tamu : Saya Maling....??? Apa Buktinya...?
Tuan Rumah : Nanti saja Menyusul...

(ketawa ndak . . .  He he he ).......................

Tapi masalah PKS lawan KPK , jangan deh kayaknya banyak negatifnya. Andaikan PKS melawan KPK maka itu dirasakan karena adanya indikasi diskriminasi  terhadap PKS, seperti yang disampaikan Pengamat Tata Negara, Margarito.
Rasa diskriminatif  terhadap PKS banyak dirasakan seperti kata Fahri hamzah  "Kasus di Kemenakertrans juga tertangkap tangan dan ada orang dekat menteri yang juga tertangkap tangan dan terungkap dalam rekaman. Tapi sampai sekarang jalan di tempat. Orang dekat menterinya tidak ditahan seperti halnya Ahmad Fathanah yang bahkan hanya seorang calo seperti pengakuannya sendiri,"  Ehh malah Kasus Fathanah yang sebagai  makelar (sesuai pengakuan Fatanah di BAP), yang dikembangkan dengan rinci dan malah kadang keluar konteks, sedangkan kasus lain  seperti Gayus Tambunan, Nazaruddin tidak dikembangkan sampai ke TPPU.
Beda penanganan Hambalang dengan Impor Daging juga disampaikan  nasrullah disini, Dan kata Mas Narsullah salah stu beda hambalang dan Impor Daging adalah dalam TPPU : "Para pelaku kasus hambalang hanya dituntut pidana korupsi saja, sedangkan pidana pencucian uang tidak dituntut. Coba bayangkan bila Nazarudin dan Anggelina dituntut Pidana Pencucian Uang maka seluruh ketua DPD dan DPC Demokrat bisa masuk penjara karena menerima amplop uang pada saat kongres di Bandung.  PD bisa bubar…" Demokrat Bubar bila Nazaruddin didakwa cuci uang seperti AF dan LHI
Fahri juga menegaskan saat ini pihaknya sudah mempelajari modus kerja KPK dalam menangani perkara. Ia berjanji akan membongkarnya  Fahri Hamzah: Saya akan Bongkar Modus KPK
Jadi kenapa PKS rada melawan (rada lho ya) karena terasa diskriminatif, apalgi ditambah dengan tata cara penyitaan yang tidak prosedur. Apalagi Fahri Hamzah semakin keras menekan KPK "Tunggu saja, saya sudah memelajari semua modus permainan KPK. Pada saatnya nanti akan saya bongkar semua," .
Tapi dalam Dialog Fahri Hamzah dan Johan Budi di Metro, Fahri menegaskan bahwa " Perang opini melawan KPK tak mungkin menang" karena  Pertama : Johan Budi orangnya  dingin, lihai, makanya dia cocok jadi Jubir. Kedua : Amunisi Banyak (banyak daftar orang yang akan dieksekusi, perkara yang antri dll)

Sekali  masalah PKS lawan KPK, jangan deh kayaknya banyak negatifnya. Kalo KPK yang menang maka PKS susuah untuk kembali bangkit, dan ketika PKS menang  maka kepercayaan publik terhadap PKS akan hancur, dan tentu koruptor akan senang, dan keduanya tidak kita inginkan.

PKS adalah harapan banyak orang untuk perubahan politik di indonesia, dan KPK adalah harapan terkahir penegakan hukum dan pemberantasan Korupsi.

Jadi saya rasa PKS akan sangat koperatif, jangankan mobil2, Presiden Partai aja sudah diserahkan, asal lewat prosedur yang sesuai, jangan diskriminatif. Dan KPK ayoo  Jujur dan jangan Diskriminatif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun