Mohon tunggu...
Dokter Avis
Dokter Avis Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Anak

Saya dr. Hafiidhaturrahmah namun biasa disapa Avis, dokter umum dari FK Univ Jenderal Soedirman, dokter anak dari Univ Gadjah Mada. Awardee Beasiswa LPDP-PPDS Angkatan 1. Saat ini bekerja di RS Harapan Ibu Purbalingga. Monggo main di blog saya www.dokteravis.net

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Sensasi Anak Kabur hingga Nangis karena Suntikan

17 November 2012   08:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:11 2089
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kegembiraan Mereka adalah Bahagia Kami "

[caption id="attachment_224039" align="aligncenter" width="300" caption="Indonesia Cinta Sehat...slogan Hari Kesehatan Nasional 2012"][/caption] Anak-anak berlarian dengan riang dan berlarian ketika melihat kami hadir karena  ternyata mereka mengenali salah satu perawat senior yang sudah 20 tahun lebih mengabdi sebagai "tukang suntik". Walhasil...satu persatu dari anak-anak yang akan kami  imunisasi pun kabur sembari berteriak tidak ingin disuntik padahal kami baru saja melangkah masuk ke dalam bangunan sekolah tersebut. Akhirnya, setelah disambut bapak ibu guru, kami berbagi tugas. Imunisasi bukan sekadar memberikan anak-anak ini suntikan saja namun lebih dari itu, ini adalah pertama kalinya mereka mengenal kami, Pencerah Nusantara. Jika pikiran mereka sudah takut duluan karena jarum suntik maka akan repot di kemudian hari. Saya masih ingat saat itu Sabtu 3 November 2012 dan saya tidak sendirian karena ada Bidan Fe juga apoteker Oliv yang ikut menemani beserta Pak Darto dari Puskesmas Tosari.  Sementara yang lain mempersiapkan peralatan imunisasi termasuk memasukkan vaksin ke dalam suntikan, saya bertugas mengumpulkan anak-anak yang sudah mulai kabur. SD Baledono 2 di KecamatanTosari-Pasuruan, itulah nama SD dimana dari 80an total siswa, setengahnya saja tidak ada. Kabur...yap...benar-benar kabur melihat box vaksin yang identik dengan "suntikan". Memanggil mereka yang sudah mulai kabur adalah pekerjaan yang akan menguras banyak tenaga sehingga saya memilih berbaur dengan anak-anak yang masih ada. "Yuk kita main....Mari kita buat lingkaran yang besar...yang besaaaar sekali..." saya mulai menggandeng satu tangan dari anak-anak yang ada, tidak peduli lagi kelas berapa mereka, kecil atau besar tubuhnya.

13531283332008604222
13531283332008604222
Dan satu persatu dari anak-anak yang kabur itu mendekat...membuat saya terharu. Mereka merasa akan bermain dan yap...itu benar. Dan lingkaran yang awalnya hanya 20an anak mulai membesar. Anak laki-laki yang larinya paling kencang sekarang mulai mendekat dan paling bersemangat. Yah...anak-anak itu...terkadang saya tidak tahu bagaimana caranya berkomunikasi dengan mereka, caranya memahami mereka namun yang saya tahu ketika mereka bergembira dan tertawa, itu sudah cukup untuk menentramkan hati saya. [caption id="attachment_223998" align="aligncenter" width="300" caption="Anak-anak TK lebih berani dan tidak rewel loh (Bersama Perawat Naela dan Bidan Fe-Pencerah Nusantara)"]
1353128188229807892
1353128188229807892
[/caption] [caption id="attachment_224014" align="aligncenter" width="300" caption="Anak TK masih bergembira bahkan ketika mau disuntik"]
1353131019161747056
1353131019161747056
[/caption] Lingkaran pun semakin besar dan barulah muncul di pikiran saya "Mau main apa yak".  Dan di waktu yang mendesak, otak saya dipaksa memikirkan permainan yang akan membuat mereka bahagia. Muncullah permainan bernama "Tra La La....Tri Li Li". Konsepnya sangat sederhana  dimana kami semua bergandengan tangan, dan menggoyangkan tangan jika saya berteriak mendadak saya Tra La La Tri Li Li. Bahkan modifikasinya adalah setiap anak diharuskan terus bergandengan tangan, tidak boleh terlepas dan Tralala artinya maju satu langkah dan Trilili mundur satu langkah. Sangat sederhana bukan... Yup...saking sederhananya saya hanya mampu melirik ruangan tempat dimana rekan lainnya menyiapkan imunisasi. Tampaknya tugas mereka masih belum selesai dan saya harus memikirkan permainan baru dan muncullah permainan lama "Si Kucing dan Si Tikus" dimana anak lelaki mulai berebutan menjadi kucing atau tikusnya. Dan dua permainan ini pun terkombinasi dengan sempurna karena ada jebakan Tralala Trilili yang membuat kucing semakin sulit menangkap tikus. Sudah mulai berjalan 15 menit dan anak-anak lain (bahkan yang sudah sampai rumah karena kabur) mulai berdatangan dan menyatu dengan lingkaran. Akhirnya, saya terpaksa mengeluarkan permainan pamungkas dengan 43 gerakan namun hanya 3 gerakan saja yang saya ajarkan. RamTamTam Guli-Guli itulah nama permainan yang banyak dikuasai oleh kelompok Pramuka ataupun pecinta alam. Gerakan dasar RamTamTam Guli-Guli terdiri dari dua yaitu menepukkan tangan paha sambil menunduk ketika menyanyikan Ramtamtam dan bergaya seperti monyet ketika Guli-Guli.  Modifikasi gerakan tergantung pada gerakan VIESTA sebagai tengahnya dimana kita bersorak bergembira. [caption id="attachment_224000" align="aligncenter" width="300" caption="Di depan SD Baledono 2 bersama Bidan Fe dan anak-anak yang belum kabur kedua kalinya"]
1353128771527545302
1353128771527545302
Mari bermain dan riang gembira...Anak Indonesia harus selalu Riang Gembira! Itu janji saya
13531291491391278706
13531291491391278706
[/caption] [caption id="attachment_224024" align="aligncenter" width="300" caption="Vaksin Difteri yang diimunisasi untuk seluruh anak se-Jawa Timur"]
1353133318583739349
1353133318583739349
[/caption] [caption id="attachment_224025" align="aligncenter" width="300" caption="Bersama anak-anak di SD Ngadiwono yang luar biasa"]
1353133593464782102
1353133593464782102
[/caption] [caption id="attachment_224026" align="aligncenter" width="300" caption="Anak-anak adalah mesin fotokopi paling hebat. Mereka merekam apapun tanpa bisa memilah-milih"]
13531335921936036038
13531335921936036038
[/caption] [caption id="attachment_224027" align="aligncenter" width="300" caption="Bersama para guru luar biasa yang mencetak anak bangsa lebih pintar dan bermartabat"]
1353134568792851243
1353134568792851243
[/caption] [caption id="attachment_224031" align="aligncenter" width="300" caption="Anak SD Tosari sedang menghibur temannya yang menangis karena imunisasi"]
13531371421268875786
13531371421268875786
[/caption] Dan...luar biasa. Daya tangkap anak-anak sangat cepat walau mereka hanya bersekolah di SD pelosok pegunungan.  Saya tidak membutuhkan waktu mengulang dengan banyak karena dalam tiga kali memberikan contoh mereka sudah mampu mengikuti dan sungguh itu membuat saya berdesir. Anak-anak ini...tidak semua badan mereka tumbuh sesuai usia mereka, bahkan kesempatan mereka menikmati ilmu pun tidak seperti anak di perkotaan karena sebagian besar dari mereka harus berbagi waktu dengan membantu orang tua mereka bertani. Anak-anak yang saya bahkan tidak tahu apakah mereka akan menyelesaikan SD dengan baik lalu melanjutkan ke SMP kemudian berjuang menuju kecamatan untuk SMA atau bahkan ke luar kota demi kuliah. Saya tidak tahu mereka akan bagaimana nantinya. Lagi-lagi yang saya tahu, saat ini, anak-anak itu harus merasa bahagia sesuai usianya: TERTAWA RIANG Mengunjungi anak-anak SD hampir di seluruh kecamatan Tosari demi tercapainya target sekitar 4000 anak bebas difteri membuat saya bertemu banyak hal miris tapi nyata. SD Kandangan misalnya dengan medan menuju kesana sangat berat ternyata hanya mempunyai 27 murid saja totalnya dari kelas 1-6. Itupun yang berhasil kami imunisasi hanya 17 anak. Bahkan Pak Amir selaku guru mengaku mungkin tahun depan tidak akan ada murid baru sementara tahun ini saja murid kelas satunya hanya tiga anak. Ternyata...betapa luar biasanya mereka para guru masih bertahan dan turun langsung demi mencari murid. Ini bahkan lebih dari sekadar Laskar Pelangi saya rasa. Suatu hari saya akan menuliskan kisah itu. Sekarang kembali ke anak-anak yang kabur. Setelah permainan berakhir, mereka mulai dapat menerima kehadiran kami walaupun masih ada saja yang kabur dari melalui pagar belakang. Rasanya ingin tertawa melihat si anak yang kabur. Satu-persatu mulai masuk ke kelas masing-masing dan saya beserta tim mencoba kembali menghibur mereka dengan permainan 10S yang menjadi trademark PENCERAH NUSANTARA. Bayangkan saja 10 S ini mampu menembus semua usia mulai dari anak TK bahkan hingga pejabat sekelas Kapolsek juga Muspika lainnya (Camat, Kepala Desa) juga lintas sektor hingga PKK juga Pramuka senior. Bedanya, jika anak-anak mereka akan menyanyikan 10 S ini dengan bergoyang sementara versi usia yang lebih dewasa akan semakin khusyuk. Apa tidak bosan? Alhamdulillah saya bersama teman-teman tidak pernah bosan menyebarkan 10 S ajaran dari Prof Arief Rahman Hakim, guru luar biasa Indonesia. Bahkan kita ingin suatu hari nanti seluruh warga hafal 10 S dan mengaplikasikannya dengan baik. [caption id="attachment_224023" align="aligncenter" width="300" caption="Pak Camat, Kapolsek, Danrim juga Dokter Kepala Puskesmas Tosari (berbaju batik)"]
13531327001500445711
13531327001500445711
[/caption] Ini Dia 10 S: Senyum, Salam, Sapa, Sabar, Sehat, Syukur, Sugih, Sukses, Semangat, Surga.  Setelah 10 S, giliran tidak lupa anak-anak harus menyingsingkan lengan baju sebelah kiri dan penyakit yang akan ditanggulangi bernama DIFTERI. Yup...mereka mungkin masih SD namun tidak ada salahnya jika mereka tahu suntikan yang diberikan ini untuk kekebalan tubuh mereka akan penyakit Difteri. "Satu saja teman kalian nanti ada yang kena sakit Difteri...dia bisa cepat menular ke teman lainnya" "Mirip batuk pilek dan tenggorokan nyeri tapi kalau adek-adek buka mulut akan keliatan ada selaput putih-putih. Jadi jangan lupa buka mulut ya supaya ketauan" Dan...jangan pernah merendahkan kemampuan anak-anak walau mereka hanya SD dan kelas satu. Saya percaya satu hal bahwa semua anak mempunyai kemampuan luar biasa menangkap pesan-pesan tertentu asalkan "DIKONDISIKAN". Maksudnya adalah menciptakan suasana dimana anak-anak akan mengingat hari ketika mereka diberikan suntikan Difteri. Suatu hari nanti ketika mereka desawa...mereka akan ingat jika pernah ada ibu dokter juga teman-teman kesehatan lain yang mengajak mereka bermain membentuk lingkaran, mengajari RamTamTam Guli-Guli juga 10 S sambil bergoyang lalu baru kemudian menyuntik supaya mereka sehat. Karena begitu kuatnya ingatan anak-anak maka berhati-hatilah...ciptakan kenyamanan juga kegembiraan bagi mereka dimanapun dan siapapun anda. Karena dengan begitu anda sudah menjadi pencerah nusantara...mencerahkan anak-anak bangsa. Dan inilah ekspresi anak-anak di SD se-Kecamatan Tosari yang mendapatkan imunisasi Sub PIN (Pekan Imunisasi Nasional) Difteri. Bahkan anak-anak TK lebih kuat karena tidak cengeng sementara semakin besar bahkan SMP yang saya temukan makin banyak yang menangis. [caption id="attachment_224018" align="aligncenter" width="300" caption="Lagi-lagi membuat lingkaran di dalam kelas untuk siswa SMP Atap Ngadiwono (total siswanya hanya 22)"]
13531318861594205557
13531318861594205557
[/caption] [caption id="attachment_224041" align="aligncenter" width="300" caption="Psilokog Fairuz mengajak siswa SMP bermain dan mengenal dirinya yang sudah remaja"]
13531391472107727211
13531391472107727211
[/caption] [caption id="attachment_224006" align="aligncenter" width="300" caption="Memeluk teman...cara baru menghilangkan ketakutan :) "]
13531313102128442359
13531313102128442359
[/caption] [caption id="attachment_224008" align="aligncenter" width="300" caption="Memeluk saya dan meringis....cara kedua menghilangkan ketakutan :)"]
13531297961301943621
13531297961301943621
[/caption] [caption id="attachment_224009" align="aligncenter" width="300" caption="Berteriak dan jejeritan membuat tema lain heboh, cara lain mengusir ketakutan :)"]
13531300091752703927
13531300091752703927
[/caption] [caption id="attachment_224013" align="aligncenter" width="300" caption="Siswa SMP mulai tegang dan kami berusaha membuat nyaman mereka"]
1353132612486072853
1353132612486072853
[/caption] Mengapa Difteri? Karena wilayah Jawa Timur tempat saya mengabdi ini dinyatakan mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri, terhitung hingga 14 Desember 2011, sebanyak 565 (83%) kasus dari total 681 kasus se-Indonesia, berada di Jawa Timur. Dari hanya 9 kabupaten yang terpapar di tahun 2000 menjadi 36 kabupaten kota di 2012. Tidak tanggung-tanggung bahkan Bupati Pasuruan, Bapak Dr. H. Dade Angga, S.IP, M.Si mencanangkan PIN Difteri pada Apel Hari Kesehatan Nasional 12 November 2012. Bersama masyarakat mengajak anak-anak dari usia 2 bulan-15 tahun untuk wajib diimunisasi. [caption id="attachment_224011" align="aligncenter" width="300" caption="Bupati Pasuruan meresmikan PIN Difteri saat Hari Kesehatan Nasional (HKN) "]
1353130245244817293
1353130245244817293
[/caption] [caption id="attachment_224012" align="aligncenter" width="300" caption="Membuat anak merasa nyaman, itulah yang dilakukan Bapak Dade Angga"]
1353130516307613443
1353130516307613443
[/caption] Melihat kegembiraan anak-anak ketika sudah mendapatkan imunisasi, jarak dan medan yang sulit menuju beberapa desa terpelosok rasanya tidak menjadi masalah lagi.  Keseharian kami sebagai Pencerah Nusantara Tosari dapat dinikmati di http://pencerahnusatosari.blogspot.com/. Begitu juga video 10 S dapat dinikmati disini http://www.youtube.com/watch?v=tuCRPrMFCoA&feature=plcp [caption id="attachment_224042" align="aligncenter" width="300" caption="Bidan Fe terpaksa jalan ketika melintasi jalanan licin dan pinggiran jurang"]
13531377371275462752
13531377371275462752
[/caption] [caption id="attachment_224043" align="aligncenter" width="300" caption="Pak Darto berjalan perlahan tapi pasti dengan motor butut yang entah sudah berapa kali macet sepanjang perjalanan "]
13531396841864022930
13531396841864022930
[/caption] [caption id="attachment_224044" align="aligncenter" width="300" caption="Dan keduanya kembali berboncengan setelah dirasa jalanan mulai "aman""]
13531383301283348306
13531383301283348306
[/caption] [caption id="attachment_224045" align="aligncenter" width="300" caption="Menikmati sunrise bersama pin Pencerah Nusantara "]
1353138215466062456
1353138215466062456
[/caption] [caption id="attachment_224049" align="aligncenter" width="300" caption="Pin Pencerah kini berada pegunungan Tosari-Bromo"]
1353139363100775421
1353139363100775421
[/caption] Salam Tosari! dr. Hafiidhaturrahmah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun