Mohon tunggu...
Avilia Arisanti
Avilia Arisanti Mohon Tunggu... Human Resources - Hi! Don't forget to say Bismillah and Alhamdulillah

Just ordinary woman (Faculty of Psychology)

Selanjutnya

Tutup

Surabaya

Dampak Psikologis Pengusaha UMKM yang Gulung Tikar di Masa Pandemi

15 Juni 2021   22:40 Diperbarui: 20 Juni 2021   21:36 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surabaya. Sumber ilustrasi: KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

LATAR BELAKANG MASALAH

Pada Desember 2019 Virus COVID-19 ditemukan di Wuhan Cina, yang kemudian mulai menyebar dan terus meningkat di Indonesia sejak bulan Februari tahun 2020. COVID-19 merupakan virus menular yang ditransmisikan melalui droplet (percikan air liur) yang dihasilkan saat orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau mengembuskan nafas. Sebagian besar orang yang tertular COVID-19 akan mengalami gejala ringan hingga sedang, dan akan pulih tanpa penanganan khusus. COVID-19 juga dapat menyebabkan kematian bagi mereka yang memiliki komorbid atau penyakit bawaan. Kini COVID-19 ditetapkan menjadi penyakit pandemi yakni epidemi penyakit yang menyebar di wilayah yang luas hingga antar-negara. 

Dampak dari wabah pandemi covid 19 tidak hanya dalam segi kesehatan saja, akan tetapi juga berdampak pada sektor yang lainnya diantaranya yaitu sektor sosial dan sektor ekonomi (McKibbin dan Fernando, 2020) . 

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2020 menetapkan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam rangka percepatan penganganan virus corona sebagai kebijakan adanya pencegahan dan mitigasi COVID-19, meskipun sebagian besar baik provinsi dan kabupaten/kota telah banyak melakukan inisiatif sejak dini dalam program karantina mandiri yang meliputi wilayah masing-masing dengan pemberlakuan kebijakan "Work From Home". 

Kebijakan social distancing juga diharapkan dapat mencegah dan meminimalisir adanya persebaran virus pandemi COVID-19 ini, akan tetapi hal ini tidak mampu berjalan dengan baik dikarenakan berdampak pada industri, usaha, sektor informal dan mata pencaharian salah satunya adalah banyaknya (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) UMKM yang gulung tikar karena dihentikannya aktivitas ekonomi secara tiba-tiba. 

Kementerian keuangan menyampaikan mengenai covid-19 telah memberikan ancaman terhadap gangguan kesehatan dan ancaman terhadap kondisi kejiwaan dikarenakan resiko dari peningkatan kasus positif COVID-19 hingga puluhan ribu jiwa per harinya, berdampak pada ancaman kehilangan pekerjaan terutama pada masyarakat yang tidak mampu dan keluarga yang bekerja dalam sektor informal. 

Kredit macet pada UMKM dikarenakan UMKM tidak dapat menjalankan usaha secara normal, system koperasi terganggu hingga kondisi perbankan yang dapat mengalami persoalan likuiditas, depresiasi rupiah, volatilitas pasar keuangan dan capital flight (Mardiyah dan Nurwati, 2020). 

Dalam situasi pandemi ini, menurut Kemenkop UMKM ada sekitar 37.000 UMKM yang memberikan laporan bahwa mereka terdampak sangat serius dengan adanya pandemi ini ditandai dengan sekitar 56% melaporkan terjadi penurunan penjualan, 22% melaporkan permasalahan pada aspek pembiayaan, 15% melaporkan pada masalah distribusi barang, dan 4% melaporkan kesulitan mendapatkan bahan baku mentah. Adaptasi terhadap perubahan yang terjadi bukan merupakan hal yang mudah. Kesulitan menghadapi perubahan ini dapat meningkatkan stress.

LANDASAN TEORI

Teori mengenai stress terus berkembang setiap jamannya, namun secara fundamental, teori stress dibangun dalam 3 pendekatan (Bartlett, 1998; Lyon, 2012; Lumban Gaol, 2016).:

1. Stres model stimulus (rangsangan), dengan kata lain stress ini merujuk pada hal-hal yang diterima langsung oleh individu tanpa adanya penilaian (Staal, 2004). Bartlett (1998) menegaskan bahwa stres ini lebih fokus pada sumber stres dari pada sumber lainnya. Sumber stress (stressor) dikategorikan berdasarkan tiga jenis yaitu (1) life events (peristiwa kehidupan) adalah perubahan besar yang memerlukan perilaku adaptasi dalam periode waktu yang relative singkat (misalnya kelahiran anak pertama, perceraian), (2) chronic strain (ketegangan kronis) merupakan tuntutan yang berulang juga membutuhkan penyesuaian kembali dalam waktu lama (misalnya melumpuhkan cidera, kemiskinan, masalah perkawinan), dan (3) daily hassles (permasalahan-permasalahan sehari-hari) yang merujuk kepada peristiwa kecil yang memerlukan penyesuaian perilaku kecil selama waktu yang singkat (misalnya kemacetan lalu lintas, pengunjung tak terduga, makan enak) (Thoits, 1995).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun