Mohon tunggu...
Avida Firya
Avida Firya Mohon Tunggu... Lainnya - -

PWK ITK 2018

Selanjutnya

Tutup

Nature

Aktivitas Masyarakat yang Berlebihan di Kawasan Pulau Nusa Manu dan Nusa Leun Mempengaruhi Ekosistem di Dalamnya

25 Maret 2020   21:54 Diperbarui: 25 Maret 2020   21:52 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki 17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang 81.000 km serta luas luas lautan yang mencapai 3,1 juta km2, oleh karena itu negara Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar pada sumber daya pesisir dan lautan. 

Indonesia memiliki kekayaan alam kelautan dan sumber daya pesisir berupa perikanan, sumber daya hayati seperti terumbu karang, mangrove, padang lamun dan juga mineral seperti minyak bumi dan gas alam.

Sesuai dengan  Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dilakukan salah satu tujuannya untuk melindungi, mengonservasi, merehabilitasi, memanfaatkan dan memperkaya sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil serta sistem ekologisnya secara berkelanjutan. Karena sumberdaya yang ada didalamnya merupakan anugerah yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa sehingga perlu dijaga kelestariannya guna bisa dimanfaatkan oleh manusia hingga masa yang akan datang.

Pulau Nusa Manu dan Nusa Leun merupakan pulau kecil yang memiliki sumber daya hayati yang berpotensi wisata yang tinggi. Kedua pulau kecil ini memiliki luas masing-masing 0,31 km2 dan 0,73 km2 (UNCLOS, 1982). Merupakan pulau yang tidak berpenduduk yang memiliki pantai berpasir putih. 

Pada kedua pulau ini terdapat ekosistem mangrove dengan luas 84.950 m2 dan ekosistem terumbu karang dengan luasan sebesar 287,43 ha (Ayal, 2009). Tipe terumbu karang yang terdapat pada kedua pulau ini adalah  terumbu karang tepi (fringing reef), yaitu karang yang tertambat di daratan yang berbentuk seperti sabuk dan mempunyai lebar beberapa kaki.

Pada bagian tertentu diantara kedua pulau ini terdapat daratan yang akan menyambung saat terjadi pasang surut sehingga dapat dilewati dengan berjalan kaki. Letak kedua pulau ini berada pada administratif Kecamatan Seram Utara Kabupaten Maluku Tengah. 

Desa Sawai yang letaknya berdekatan dengan kedua pulau ini, menjadikan pengaruh sosial dan budaya dalam hal pengelolaan Pulau Nusa Manu dan Nusa Leun. Selain itu juga kedua pulau ini dimanfaatkan sumber dayanya oleh masyarakat.

Namun Pulau Nusa Manu dan Nusa Leun tidak jauh dari permasalahan ekosistem pesisir. Berbagai aktivitas yang dilakukan pesisir maupun laut sekitarnya dapat mempengaruhi ekosistem. 

Salah satunya adalah aktivitas wisatawan yang berlalu lintas menggunakan perahu warga menuju dan keluar resort di Pulau Nusa Leun yang cukup tinggi mengakibatkan kerusakan terumbu karang. 

Hal ini disebabkan karena belum tersedianya pelabuhan kecil di sekitar resort sehingga perahu yang mengantarkan wisatawan melepaskan jangkar ke dasar perairan.

Selain itu kerusakan juga ditambah dengan kegiatana penangkapan ikan dengan bahan beracun yaitu potassium sianida dan bahan peledak seperti bom ikan. Kebanyakan masyarakat dari Desa Sawai yang melakukan penangkapan ikan seperti ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun