Mohon tunggu...
Avanti DM
Avanti DM Mohon Tunggu... Guru - bukan siapa tak punya apa

tak ada yang lebih menakutkan dari mempertahankan hidup

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mbah Bungkuk

20 Juli 2022   12:36 Diperbarui: 20 Juli 2022   12:44 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mbah bungkuk julukan yang diberikan Icha si sulung kepada wanita tua yang berkeliling memulung sampah warga. Biasanya yang diambil adalah kardus, botol plastik, atau barang lain yang masih bernilai jual untuk di recycle. Aku tinggal di perumahan dengan lebar jalan tidak lebih dari 1,5 meter dan berbagi dinding, khas perumahan BTN tipe 36 dengan luas tanah 100 meter persegi. Pos Satpam Raffi Ahmad kayaknya lebih besar dari rumahku deh..hehehe.. 

Mengingat luas lahan yang sangat terbatas, aku dan suami mendesain rumah seminimalis mungkin untuk memberikan space yang nyaman bagi anggota keluarga yang mulai bertumbuh. Sewaktu mereka balita, ukuran 36 terasa luas. Sekarang, tiga orang dengan tinggi badan rata-rata 175 dan bobot 50 kg, jelas terasa berdesakan di rumah mungil nan imut, sehingga pemanfaatan lahan harus cermat untuk mengakomodasi ruang yang dibutuhkan. Utamanya kamar tidur, kamar mandi, dapur.

Setelah pengaturan ruang, beralih pada furniture dan perkakas. Mengingat ukuran rumah yang mungil tadi, sangat tidak mungkin aku memuaskan nafsu belanja perabotan. Pemilihan perabotan harus seefektif dan seefisien mungkin agar tidak makan tempat. Kalau bisa perabot bersifat multifungsi. Misal, tempat tidur yang memiliki laci, anak tangga yang pijakannya dijadikan laci. Lemari pakaian yang mencapai plafon. 

Mengingat lemari yang kapasitas muatnya terbatas, dikarenakan space yang terbatas, kembali nafsu belanja apalagi mengikuti trend fashion harus dikendalikan bahkan ditekan. kemanfaatan dari pakaian lebih diutamakan. Pakaian kerja, kasual, daster, kondangan, pemilihan model bukan pada kekinian tetapi yang bersifat abadi, alias tak lekang dimakan zaman. Jadilah mengadopsi busana yang dikenakan Kate Middleton, Lady Diana Spencer, dibanding mengikuti trend yang dikenakan anak-anak Citayam Fashion Week.

Zaman dulu, selalu ada lemari display di ruang tamu yang memajang gelas, piring, vas cantik dari keramik. Tak berlaku di rumahku. Semua barang yang sudah tidak memiliki nilai guna, langsung masuk keranjang sampah atau didonasikan. Untuk mempertahankan volume baju dalam lemari yang minimalis tadi, harus mengeluarkan baju lama untuk disumbangkan jika ingin membeli baju baru. Jika ingin membeli perabot baru, entah kipas angin, magic com, piring, gelas, berarti harus ada pengurangan barang yang sudah ada. Aku sungguh tidak suka melihat barang bertumpuk di dalam kardus yang penggunaannya hanya setahun sekali bahkan bisa jadi hanya sekali seumur hidup. Nilai kemanfaatan tidak ada, tetapi memakan tempat. Setiap barang yang ada di dalam rumah, berarti barang itu harus rutin digunakan. Jika tidak masuk dalam keranjang dan Mbah Bungkuk dengan senang hati akan memungutnya. Terkadang untuk memudahkan Mbah Bungkuk, barang yang masih memiliki nilai guna tetapi harus dikeluarkan dari rumah karena hadir penggantinya, kukumpulkan untuk diberikan pada Mbah Bungkuk. Hitung-hitung sedekah memberi kail.

Dalam Islam sendiri, setiap barang akan mendatangkan pertanggungjawaban dalam hisab. Semakin banyak barang semakin lama hisab yang harus dijalani. Ibarat kata antri di kasir supermarket, semakin banyak barang semakin lama proses identifikasi barcode, begitupun nanti di hari akhir. Minimalis mungkin jadi pilihan tetapi sebenarnya dalam Islam, minimalis adalah way of life being zuhud.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun