Mohon tunggu...
Avanti DM
Avanti DM Mohon Tunggu... Guru - bukan siapa tak punya apa

tak ada yang lebih menakutkan dari mempertahankan hidup

Selanjutnya

Tutup

Financial

Apalah Daya Orang Miskin

22 Mei 2020   14:07 Diperbarui: 22 Mei 2020   14:05 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Apalah Dayaku

Pandemik Covid-19 mulai menghantui dunia. Aroma kematian kental menggantung di udara. Tiap negara mengumumkan ratusan kematian. Itu yang terdeteksi, yang tidak? Bisa jadi lebih dari itu. Angka kematian di Jakarta pada bulan Maret, dikutip dari cnndonesia.com, 4 April 2020, mencapai 4377.

Kondisi yang menimbulkan peri di hati. Ketakutan bersinggungan dengan saudara, tetangga, apalagi orang asing. Wajah tertutup masker menghalangi senyuman manis, kehangatan interaksi individu. Physical dan social distancing memaksa orang berdiam di rumah. membuat para manajer mengatur ulang jam kerja pegawai. Produksi tak sesuai target, hasil produksi tak bisa terdistribusi dengan baik, mengakibatkan pemasukan berkurang, berimbas pada upah yang diterima buruh. Lebih parah, kekurangan biaya produksi memaksa pemutusan hubungan kerja

Tanpa pandemik hidup untuk bertahan hidup, earn for life, tak selayak hidup untuk hidup, earn for live. Hasil yang didapat hari ini digunakan untuk hari ini, terkadang masih kurang, apalagi dengan kondisi pembatasan. Berbahagialah mereka yang memiliki kelebihan bisa membantu mengosongkan isi supermarket. Bersyukurlah mereka yang bisa membuat petugas bank harus mengisi mesin atm. Karena sebagian besar lain, masih bisa bertahan hidup saja sudah suatu perjuangan dan keberkahan. Apalagi mereka yang memiliki timbunan emas berlian bak Qorun.

Sebenarnya suatu tindakan egois, bagi mereka yang memiliki kelonggaran keuangan dan kemampuan mengosongkan isi supermarket yang mengakibatkan kelangkaan bahan terutama pangan, disaat yang lain mati matian bertahan untuk hari ini. Bentuk keserakahan tak termaafkan di kala gelombang pemutusan hubungan kerja meminta korban, segelintir orang berusaha mendapatkan keuntungan maksimal dari gejolak kenaikan dollar, menambah kerumitan permasalahan yang tidak perlu.

Bukan tidak boleh berusaha mendapatkan keuntungan, namun sungguh tak elok jika diperoleh dari penderitaan orang banyak. Seberapa banyak dari 270 juta rakyat Indonesia memiliki kemampuan melakukan transaksi dengan dolar? Memahami aset investasi? Artinya betul-betul kalangan terbatas dan tertentu yang mampu melakukan tindakan yang dapat mengganggu stabilitas sistem keuangan yang berdampak bagi jutaan hidup orang lain. Sungguh sikap tak elok dimiliki oleh warga negara yang kerap berteriak toleransi dan tenggang rasa.

Sikap simpati, dermawan, rendah hati, berbagi, empati, tenggang rasa dan toleransi, sekarang dibutuhkan oleh bangsa ini. Oleh semua elemen bangsa dan profesi. Dari pimpinan hingga rakyat jelata. Menahan diri, memahami kondisi satu sama lain.

Seberapa kaya hartawan Indonesia dibanding Utsman bin Affan yang 15 abad sejak wafat beliau, asetnya masih ada hingga kini. Beliau dijamin masuk surga. Nah hartawan muslim Indonesia, surga belum jelas, hisab menegangkan, bukan meringankan beban minimal saudara sesama muslim, lebih baik lagi sesama umat manusia, malah andil bikin ricuh sistem keuangan, Sungguh terlalu.

Adalah kewajiban semua elemen bangsa menjaga stabilitas dengan menghindari sikap negatif yang berpotensi memicu kericuhan, baik bidang keuangan maupun bidang sosial budaya, politik, keamanan dan pertahanan. Pasti semua tak ingin bangsa ini jatuh dalam kekacauan ekonomi yang berakibat pada kekacauan sosial. Mari di tengah kondisi ketidakpastian, tunjukkan perilaku akhlaqul karimah, sebagai bentuk peduli sosial selaku manusia yang berderajat mulia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun